Total 165 Jemaah Haji RI Meninggal Dunia, 3 Orang Akibat Panas Ekstrem Saudi
Tanggal: 21 Jun 2024 07:16 wib.
Sebanyak 165 jemaah asal Indonesia dilaporkan meninggal dunia saat menjalankan ibadah haji di Arab Saudi. Dari keseluruhan jumlah korban tersebut, tiga di antaranya dilaporkan meninggal karena heatstroke atau sengatan panas ekstrem.
Menurut Konsul Haji Kantor Urusan Haji (KUH) Konsulat Jenderal RI di Jeddah, Nasrullah Jassam, yang diwawancarai oleh CNN Indonesia, "165 [yang meninggal]," dia juga menjelaskan penyebab kematian sejumlah jemaah haji asal Indonesia. "Heatstroke [serangan panas] tiga orang, sisanya kebanyakan karena komorbid [penyakit bawaan]," ungkap Nasrullah.
Heatstroke adalah sebuah bentuk cedera panas serius yang memerlukan perawatan segera untuk menghindari risiko cacat permanen atau bahkan kematian. Gejala-gejala dari heatstroke termasuk sakit kepala yang berdenyut, mual dan muntah, kulit memerah, suhu tubuh yang tinggi, dan detak jantung yang lebih cepat dari biasanya.
Musim haji tahun ini diwarnai cuaca panas ekstrem yang melanda sejumlah wilayah di Arab Saudi. Suhu di Saudi diperkirakan mencapai 48 derajat Celsius, dengan angka tertinggi tercatat di Mekkah yaitu 51 derajat Celsius. Akibat dari cuaca yang sangat panas ini, tidak sedikit dari jemaah haji yang tumbang.
Berdasarkan laporan pihak berwenang Saudi, terdapat sekitar 2.000 jemaah yang menjalani perawatan akibat heatstroke. Namun, angka ini belum diperbarui sejak akhir pekan lalu, dan pihak berwenang juga tidak memberikan informasi terkait korban jiwa dari kasus ini.
Menurut perhitungan dari berbagai data dan sumber yang dilaporkan oleh AFP, terdapat sebanyak 557 jemaah yang meninggal di musim haji kali ini.
Kabar lain yang datang dari sumber diplomat adalah terdapat total jenazah di salah satu kamar mayat terbesar di Mekkah, Al Muaisem, mencapai 550 orang. Hal ini menunjukkan dampak besar dari musim haji tahun ini yang disertai oleh cuaca ekstrem di Arab Saudi.
Penyelenggaraan ibadah haji memang selalu diiringi dengan berbagai risiko, baik fisik maupun kesehatan, terutama mengingat jumlah jemaah haji yang sangat besar dan juga kondisi cuaca yang tidak bisa diprediksi secara pasti. Oleh karena itu, sangat penting bagi pihak terkait untuk terus meningkatkan pengawasan dan perawatan terhadap jemaah haji, terutama dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem seperti yang terjadi di Arab Saudi. Selain itu, peran serta negara dalam memberikan informasi dan bantuan terkait dengan kondisi jemaah haji juga menjadi sangat penting untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan para jemaah haji selama menjalankan ibadah haji.