Sumber foto: Kompas.com

TNI Perketat Pengawasan Pemusnahan Amunisi Imbas Ledakan Maut di Garut

Tanggal: 14 Mei 2025 18:40 wib.
Tampang.com | Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah menyatakan komitmennya untuk memperketat pengawasan dalam kegiatan pemusnahan amunisi setelah terjadinya ledakan maut di Garut, Jawa Barat, yang menewaskan 13 orang pada Senin (12/5/2025). Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, dalam sebuah keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (14/5/2025).

Komitmen TNI untuk Memperketat Pengawasan

“TNI akan memperketat pengawasan kegiatan pemusnahan amunisi agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang,” ujar Kristomei. Ia juga menegaskan bahwa TNI berkomitmen untuk mengusut tuntas penyebab peristiwa tragis tersebut dengan transparan.

Di samping itu, TNI mengungkapkan bahwa mereka akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh prosedur pengamanan dalam aktivitas pemusnahan bahan peledak yang tidak layak pakai. Proses investigasi tengah berlangsung oleh tim dari Puspalad bersama pihak terkait untuk memastikan penyebab pasti dari insiden tersebut.

Ledakan Maut di Garut: 13 Orang Tewas

Ledakan terjadi sekitar pukul 09.30 WIB di lokasi pemusnahan amunisi milik Gupusmu III Puspalad, yang terletak di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut. Lokasi tersebut secara rutin digunakan untuk pemusnahan amunisi kedaluwarsa dan berada di bawah pengawasan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

Menurut Kapuspen TNI, seluruh prosedur keamanan dalam kegiatan pemusnahan amunisi tersebut telah sesuai dengan standar yang berlaku. Namun, insiden ini memaksa TNI untuk meninjau kembali efektivitas penerapan protokol keamanan di lapangan.

TNI Pastikan Keamanan dan Penanganan Insiden

“TNI akan meninjau kembali efektivitas penerapan prosedur keamanan yang ada di lapangan. Selain itu, lokasi kejadian sudah diamankan dan disterilkan untuk menjamin keselamatan warga sekitar,” ungkap Kristomei.

Insiden ledakan tersebut mengakibatkan 13 orang tewas, terdiri dari empat prajurit TNI AD dan sembilan warga sipil. Para prajurit yang meninggal dunia adalah Kolonel Cpl Antonius Hermawan, Mayor Cpl Anda Rohanda, Kopda Eri Dwi Priambodo, dan Pratu Aprio Setiawan. Sementara itu, korban dari warga sipil adalah Agus bin Kasmin, Ipan bin Obur, Anwar, Iyus bin Inon, Iyus Rizal bin Saepuloh, Totok, Dadang, Rustiawan, dan Endang.

Evaluasi Prosedur Keamanan di Masa Mendatang

TNI memastikan bahwa prosedur pengamanan yang berlaku selama pemusnahan amunisi akan terus dievaluasi guna memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Kristomei menambahkan bahwa meskipun lokasi yang digunakan untuk pemusnahan berada di area milik BKSDA, yang secara rutin digunakan sesuai prosedur keamanan, insiden ini tetap menjadi perhatian serius bagi pihak TNI.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved