Tim Prabowo Bantah Kabar Kerek Rasio Utang Jadi 50 Persen PDB
Tanggal: 20 Jun 2024 16:10 wib.
Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Presiden Terpilih, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka, membantah kabar yang menyebutkan adanya rencana pemerintah untuk mengerek rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) menjadi 50 persen. Anggota Bidang Keuangan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Thomas Djiwandono mengatakan, pihaknya yang mewakili pembahasan rencana anggaran Prabowo - Gibran, belum menentukan target rasio utang terhadap PDB. Selain itu, Prabowo juga disebut bakal mematuhi ketentuan mengenai batasan rasio utang sebagaimana diatur dalam aturan berlaku.
"Kami sama sekali tidak berbicara mengenai target utang terhadap PDB. Ini bukan rencana kebijakan formal," kata dia, dalam keterangannya, dikutip Selasa (18/6/2024). Lebih lanjut Thomas bilang, dalam pembahasan perumusan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) pertama Prabowo - Gibran, pihaknya justru berfokus pada upaya untuk mengerek pendapatan, peninjauan belanja, sehingga dapat mengakomodir program-program yang dijanjikan, seperti makan siang gratis atau makan bergizi.
Pada saat bersamaan, pemerintah juga masih akan menetapkan target defisit APBN di bawah 3 persen. Sebagai informasi, dilansir dari Bloomberg, Presiden terpilih Prabowo Subianto dikabarkan berencana mengerek rasio utang terhadap PDB untuk mendanai program-program yang dijanjikan. Berdasarkan sumber informasi yang namanya enggan disebutkan, Prabowo disebut berencana meningkatkan rasio utang sebesar 2 persen setiap tahunnya, hingga mendekati 50 persen.
Anggara Perkasa, salah satu anggota tim ekonomi Prabowo-Sandiaga, menyatakan bahwa kabar mengenai rencana kerek rasio utang menjadi 50 persen PDB adalah tidak benar. Menurutnya, tim ekonomi Prabowo-Gibran justru memiliki fokus untuk menjaga stabilitas ekonomi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Pernyataan Anggara Perkasa ini pun disambut baik oleh sejumlah pihak yang sempat khawatir dengan kabar tersebut. Mereka berharap agar langkah-langkah yang diambil oleh tim ekonomi Prabowo-Gibran akan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia tanpa mengorbankan stabilitas keuangan negara.
Pada saat yang sama, pemerintah saat ini juga sedang gencar melakukan langkah-langkah untuk memperkuat ekonomi Indonesia. Sejumlah kebijakan ekonomi telah dikeluarkan untuk mendorong pemulihan ekonomi dan mengurangi dampak dari krisis.
Meskipun demikian, perdebatan mengenai rasio utang Indonesia tetap menjadi salah satu topik yang hangat diperbincangkan. Terlepas dari kabar yang dibantah oleh tim ekonomi Prabowo-Gibran, penting bagi seluruh pihak untuk terus memantau perkembangan ekonomi Indonesia dengan cermat.
Sebagai negara dengan populasi yang besar dan potensi ekonomi yang kuat, langkah-langkah yang diambil dalam membuat kebijakan ekonomi haruslah mendapat perhatian yang serius. Keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, stabilitas keuangan, dan kesejahteraan masyarakat menjadi hal yang krusial bagi kesejahteraan bangsa.