Teroris Perempuan OPM Ira Unue Meninggal Dunia, Pernah Baku Tembak dengan TNI Polri
Tanggal: 26 Agu 2024 09:47 wib.
Seorang anggota perempuan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Ira Unue telah meninggal dunia karena sakit pada Jumat, 23 April 2024. Ira, yang merupakan anggota TPNPB Kodap III Ndugama Derakma di bawah pimpinan Egianus Kogeya, banyak meresahkan masyarakat dengan aksi-aksi teror yang dilakukannya.
Informasi ini diungkapkan oleh Juru Bicara TPNPB OPM, Sebby Sambom, dalam keterangannya kepada awak media pada Minggu (25/8/2024). Ia menjelaskan bahwa Ira Unue bergabung dengan pasukan Kodap III Ndugama Derakma sejak tahun 2017. Jasadnya telah dimakamkan secara militer oleh Egianus Kogoya dan pasukannya di wilayah perang TPNPB Kodap III Ndugama Derakma pada hari Sabtu yang lalu.
Sebby menambahkan bahwa selama menjadi anggota TPNPB-OPM, Ira Unue menjabat sebagai kapten dan bertugas menjaga logistik di markas kelompok teroris TPNPB Kodap III Ndugama Derakma. Ira juga dikenal sebagai perempuan pertama yang diutus Egianus Kogeya untuk terlibat dalam perang gerilya, hingga di pusat kota Kenyam, dalam melawan TNI-Polri sejak April 2022.
Ira Unue sudah lama dikenal sebagai salah satu tokoh teroris yang aktif di daerah Papua. Dia terlibat dalam sejumlah aksi teror dan baku tembak dengan aparat keamanan. Meskipun aksi-aksi teror yang dilakukannya membuat ketakutan di kalangan masyarakat, Ira Unue juga dianggap sebagai simbol perlawanan dalam gerakan separatis Papua. Keterlibatannya menunjukkan bahwa gerakan TPNPB-OPM melibatkan baik pria maupun wanita dalam upaya perjuangan kemerdekaan Papua.
Menurut data yang dihimpun, peran perempuan dalam gerakan separatis di Papua bukan hal yang jarang terjadi. Banyak perempuan terlibat dalam operasi-operasi perang gerilya, termasuk dalam aksi-aksi pertempuran melawan aparat keamanan Indonesia.
Pada tanggal 15 April 2022, Ira Unue terlibat dalam baku tembak dengan TNI-Polri di pusat kota Kenyam, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua. Insiden tersebut menyebabkan dua anggota TNI-Polri tewas dan seorang lainnya luka-luka. Pada sisi TPNPB-OPM, dua orang tewas dan dua terluka termasuk Ira Unue. Kejadian tersebut juga menewaskan dua orang sipil yang sedang berada di lokasi kejadian.
Meninggalnya Ira Unue memiliki dampak tersendiri bagi gerakan separatisme di Papua. Sebagian menganggap bahwa kepergiannya menjadi kehilangan besar, sementara yang lain merasa lega atas ditinggalkannya tokoh yang dinilai sebagai teroris bagi masyarakat Papua. Meskipun begitu, meninggalnya Ira Unue juga menggarisbawahi konsekuensi dari terlibatnya perempuan dalam konflik bersenjata di Papua.
Keberadaan Ira Unue juga memicu pertanyaan tentang peran dan penempatan perempuan dalam gerakan separatis. Meskipun memiliki peran yang signifikan, perlindungan dan perlakuan terhadap perempuan dalam konflik bersenjata juga menjadi isu penting yang perlu diperhatikan. Keterlibatan perempuan dalam konflik bersenjata seringkali membawa dampak yang kompleks di masyarakat.