Temuan Baru Dorong Terapi OCD dengan DBS Lebih Presisi dan Personal

Tanggal: 4 Agu 2025 11:29 wib.
Sebuah studi terkini yang dipimpin oleh Tara Arbab, PhD, dari Netherlands Institute for Neuroscience dan Amsterdam UMC, mengungkapkan bahwa gelombang otak tertentu dapat menjadi indikator biologis yang akurat untuk mengukur gejala Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD). Temuan ini diyakini dapat merevolusi terapi Deep Brain Stimulation (DBS) agar menjadi lebih presisi, personal, dan adaptif.

Dipublikasikan dalam jurnal Nature Mental Health dan dikutip dari New Atlas, studi ini menandai langkah besar dalam pemahaman neurobiologis terhadap OCD. Dengan memanfaatkan sinyal otak sebagai acuan, terapi DBS yang selama ini terus-menerus aktif (always on) bisa dikembangkan menjadi responsif terhadap kondisi psikologis pasien saat gejala muncul.

Penelitian ini melibatkan 11 pasien OCD berat yang telah resisten terhadap pengobatan konvensional. Tim menanamkan elektroda di area otak tertentu untuk merekam aktivitas potensial medan lokal (LFP) sekaligus memberikan stimulasi elektrik sebagai bagian dari terapi DBS. Eksperimen dilakukan dalam pengaturan klinis terkendali, di mana pasien dipicu untuk mengalami gejala OCD melalui empat fase: fase dasar (menonton video), fase obsesi (menghadapi pemicu), fase kompulsi (melakukan perilaku obsesif), dan fase kelegaan.

Rekaman sinyal otak dari setiap fase menunjukkan adanya lonjakan gelombang delta dan alfa secara signifikan di area globus pallidus externus (GPe) dan anterior limb of the internal capsule (ALIC) saat perilaku kompulsif berlangsung. Yang menarik, pola aktivitas serupa juga terdeteksi pada kompulsi non-motorik seperti pikiran atau doa berulang, menunjukkan bahwa gelombang otak tersebut terkait erat dengan dorongan kompulsif itu sendiri, bukan hanya pada tindakan fisiknya.

Menurut Arbab, tingkat presisi dalam pengukuran aktivitas otak ini tidak bisa dicapai menggunakan teknologi lain seperti fMRI atau EEG. Meski jumlah peserta studi masih terbatas, temuan ini membuka jalan menuju pengembangan DBS adaptif yang hanya aktif saat diperlukan  mengurangi risiko efek samping serta meningkatkan efektivitas pengobatan jangka panjang.

Penelitian ini menjadi landasan awal untuk menciptakan terapi OCD yang jauh lebih akurat dan ramah pasien, terutama bagi mereka yang belum menemukan solusi dari pengobatan yang ada saat ini.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved