Sumber foto: Google

Tarif Impor 32% ke Indonesia: Alasan Trump dan Dampaknya Bagi Ekonomi

Tanggal: 5 Apr 2025 19:22 wib.
Tampang.com | Pada 3 April 2025, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengumumkan kebijakan tarif baru yang berlaku mulai 9 April 2025. Produk asal Indonesia akan dikenakan tarif sebesar 32% saat masuk ke AS. Selain Indonesia, negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Vietnam dan Thailand, juga terkena kebijakan ini. Kebijakan ini dinilai sebagai upaya Trump untuk menanggapi kebijakan perdagangan negara-negara lain yang menurutnya merugikan AS.

Alasan Trump Terapkan Tarif 32% untuk Indonesia

Menurut Trump, keputusan untuk mengenakan tarif 32% kepada Indonesia didasarkan pada kebijakan Indonesia yang dinilai memberlakukan tarif tinggi terhadap produk etanol asal AS. Indonesia mengenakan tarif 30% untuk produk serupa, sementara AS hanya mengenakan tarif 2,5%. Selain itu, Trump mengkritik hambatan non-tarif yang dihadapi produsen AS, seperti peraturan konten lokal yang ketat dan persyaratan impor yang kompleks. Mulai tahun ini, Indonesia juga mewajibkan perusahaan sumber daya alam untuk memindahkan pendapatan ekspor lebih dari $250.000 ke dalam negeri, sebuah kebijakan yang dianggap merugikan produsen AS.

Tarif Sebagai Pembalasan dan Alat Negosiasi

Trump juga menjelaskan bahwa kebijakan tarif ini bukan hanya untuk melindungi industri dalam negeri, tetapi juga sebagai pembalasan terhadap negara-negara yang dikenakan tarif oleh AS. Dengan kebijakan ini, Trump berharap dapat mendorong perusahaan untuk memindahkan proses manufaktur mereka ke AS, sekaligus memberikan insentif ekonomi untuk memulihkan industri domestik yang terdampak oleh perdagangan internasional. Selain itu, Trump menyatakan bahwa kebijakan tarif ini diharapkan dapat menggantikan sebagian beban pajak penghasilan bagi negara bagian.

Dampak Kebijakan Tarif Trump pada Indonesia

Menurut Bhima Yudhistira, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), kebijakan tarif ini berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, bahkan dapat menyebabkan resesi pada kuartal IV 2025. Sektor-sektor yang sangat bergantung pada ekspor ke AS, seperti otomotif dan elektronik, akan merasakan dampaknya secara langsung. Konsumen di AS kemungkinan akan menghadapi harga barang yang lebih tinggi akibat tarif tambahan, sehingga penjualan barang dari Indonesia, termasuk kendaraan bermotor, bisa menurun.

Industri Padat Karya Tertantang

Bhima juga menambahkan bahwa industri padat karya, seperti tekstil dan pakaian jadi, akan terpengaruh. Banyak brand internasional asal AS yang memiliki pangsa pasar besar di Indonesia. Jika tarif tinggi diterapkan, sejumlah brand tersebut mungkin akan mengurangi pesanan ke pabrik-pabrik Indonesia. Hal ini dapat memicu penurunan kapasitas produksi dan bahkan pemutusan hubungan kerja di industri terkait. Selain itu, Indonesia berpotensi dibanjiri produk dari negara lain seperti Vietnam, Kamboja, dan China yang kini menjadi alternatif bagi perusahaan AS.

Pengaruh Jangka Panjang dari Kebijakan Tarif Trump

Kebijakan tarif 32% yang diterapkan oleh Presiden Trump bukan hanya berpotensi memengaruhi hubungan perdagangan antara Indonesia dan AS, tetapi juga dapat memicu perubahan besar dalam ekonomi Indonesia. Dampak langsungnya terasa di sektor-sektor utama seperti otomotif dan tekstil, yang bergantung pada ekspor ke AS. Kebijakan ini juga menambah ketegangan dalam perdagangan global, dengan negara-negara lain mungkin merespons dengan tindakan serupa. Seiring berjalannya waktu, kita akan melihat sejauh mana kebijakan ini akan memengaruhi ekonomi Indonesia dan hubungan diplomatik dengan AS.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved