Sumber foto: Google

Tantangan Penyelesaian Masalah Kemiskinan di Indonesia, Apakah Program Pemerintah Cukup Efektif?

Tanggal: 10 Mei 2025 11:54 wib.
Tampang.com | Meskipun Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi tingkat kemiskinan, masalah ini tetap menjadi tantangan besar. Hingga 2025, lebih dari 20 juta penduduk Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan, meskipun pemerintah telah menggelontorkan sejumlah besar dana untuk program pengentasan kemiskinan. Lantas, apa yang menyebabkan kebijakan ini belum cukup efektif?

Penyebab Kemiskinan yang Kompleks

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kemiskinan di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk ketimpangan akses pendidikan, kesehatan, dan lapangan pekerjaan. Meskipun ada bantuan sosial dan program pengentasan kemiskinan seperti Program Keluarga Harapan (PKH), realitas di lapangan menunjukkan bahwa banyak penerima manfaat tidak dapat keluar dari kemiskinan.

“Bantuan sosial memang membantu, tetapi itu bukan solusi jangka panjang. Tanpa ada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan akses ke pekerjaan yang layak, masalah kemiskinan tak akan terselesaikan,” kata Maria Sari, pengamat sosial dari Universitas Gadjah Mada.

Program Pengentasan Kemiskinan: Terbatas pada Bantuan Sosial?

Sejumlah program yang telah diluncurkan pemerintah, seperti PKH dan bantuan pangan non-tunai, sering kali hanya menjadi solusi sementara. Banyak penerima bantuan merasa tidak ada perubahan signifikan dalam kualitas hidup mereka, bahkan setelah bertahun-tahun menerima bantuan.

“Bantuan sosial sangat penting untuk meringankan beban masyarakat miskin, tetapi kita harus berpikir lebih jauh lagi. Program ini harus diiringi dengan peningkatan kapasitas ekonomi penerima bantuan agar mereka dapat mandiri,” kata Maria.

Ketimpangan Ekonomi yang Membuat Pengentasan Sulit

Selain itu, ketimpangan ekonomi antara kota dan desa, serta antar daerah, menjadi hambatan besar dalam mengurangi kemiskinan. Wilayah perkotaan yang lebih maju dengan akses yang lebih baik terhadap pendidikan, kesehatan, dan lapangan pekerjaan, sementara daerah pedesaan masih bergantung pada sektor pertanian yang tidak berkembang secara signifikan.

“Pembangunan yang tidak merata menyebabkan kesenjangan sosial semakin lebar. Masyarakat miskin di daerah terpencil masih kesulitan untuk mengakses peluang ekonomi,” ujar Maria.

Penyalahgunaan Dana Bantuan dan Kualitas Pengawasan yang Lemah

Dalam beberapa kasus, penyalahgunaan dana bantuan dan lemahnya pengawasan terhadap program pengentasan kemiskinan juga memperburuk situasi. Beberapa kepala daerah atau pihak terkait dilaporkan menggunakan dana bantuan sosial untuk kepentingan pribadi atau kelompok.

“Pengawasan yang lebih ketat sangat dibutuhkan agar dana bantuan sosial benar-benar sampai kepada yang membutuhkan, bukan malah dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” tegas Maria.

Solusi: Peningkatan Infrastruktur dan Pelatihan Kerja

Para ahli mengusulkan agar program pengentasan kemiskinan di Indonesia tidak hanya terfokus pada pemberian bantuan sosial, melainkan juga harus melibatkan pembangunan infrastruktur yang merata dan pelatihan keterampilan kerja. Memberikan pelatihan kepada penerima bantuan sosial untuk membuka usaha atau meningkatkan keterampilan kerja bisa membantu mereka menjadi lebih mandiri secara ekonomi.

“Pemerintah perlu mengoptimalkan pelatihan keterampilan dan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan, terutama di daerah-daerah yang tertinggal,” ujar Maria.

Arah Baru dalam Pengentasan Kemiskinan

Pengentasan kemiskinan di Indonesia memang memerlukan pendekatan yang lebih holistik, yang tidak hanya mengandalkan bantuan sosial semata. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk menciptakan peluang yang lebih luas bagi kelompok miskin agar mereka dapat keluar dari lingkaran kemiskinan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved