Tanggul Sungai Cigede Jebol Lagi, Puluhan Rumah di Dayeuhkolot Bandung Banjir
Tanggal: 25 Nov 2024 06:00 wib.
Tanggul penahan aliran Sungai Cigede di Kampung Lamajang Peuntas, Desa Citereup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, jebol pada Minggu (24/11/2034) setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak siang hari. Tanggul sepanjang 15 meter itu jebol sekitar pukul 15.44 WIB tepat setelah hujan mereda.
Dampaknya, puluhan rumah di RW 17 terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 80 hingga 100 sentimeter. Bahkan, sebagian rumah warga pun rusak akibat derasnya air yang datang dari Sungai Cigede.
Peristiwa ini diakibatkan oleh kondisi cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah tersebut. Hujan deras yang turun sejak siang hari mengakibatkan debit air sungai meningkat secara signifikan, mencapai level yang mengancam keselamatan warga sekitar. Ipan Tarin, seorang warga sekitar, mengungkapkan bahwa tanggul jebol terjadi usai hujan mulai reda, yang menyebabkan air langsung membanjiri pemukiman warga. Dengan kondisi ini, puluhan rumah terendam dan beberapa di antaranya mengalami kerusakan parah.
Hal ini juga menjadi peringatan bagi warga setempat untuk lebih waspada terhadap potensi bahaya banjir, terutama setelah peristiwa serupa terjadi pada bulan Januari 2024 lalu. Dengan kondisi tanggul yang rapuh akibat cuaca ekstrem, warga diharapkan lebih siap dan sigap menghadapi kemungkinan terjadinya bencana banjir di masa mendatang.
Menurut Ipan, meskipun tanggul yang jebol kali ini tidak berada di titik yang sama pada Januari kemarin, namun dampaknya tetap sama yakni merendam rumah-rumah warga. Warga sekarang harus lebih waspada dan siaga terhadap potensi bencana banjir.
Warga di Kampung Lamajang Peuntas sudah mulai membentuk pendekatan yang lebih preventif terhadap kemungkinan-kemungkinan bencana yang dapat terjadi di masa mendatang. Beberapa langkah preventif telah diambil dengan merapikan tanggul, membersihkan saluran air, dan membentuk posko-posko siaga bencana.
Selain itu, terdapat pola evakuasi yang lebih terstruktur yang diantisipasi akan dapat mengurangi kerugian akibat bencana banjir. Warga bersama-sama membuat rencana evakuasi, mempersiapkan pos-pos darurat, dan melakukan simulasi tanggap bencana secara rutin.
Pihak terkait seperti pemerintah daerah juga perlu lebih proaktif dalam memberikan perhatian terhadap kondisi tanggul dan sungai di wilayah ini. Perbaikan yang terus-menerus dan pemeliharaan yang memadai sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya bencana banjir yang serupa di masa depan.
Tak hanya itu, pendekatan pembelajaran dan peningkatan kesadaran masyarakat mengenai bahaya banjir serta langkah-langkah yang perlu diambil pada saat terjadinya bencana juga perlu ditingkatkan. Edukasi mengenai penanganan bencana alam di lingkungan sekitar secara menyeluruh akan mempersiapkan warga menghadapi situasi di mana bencana banjir dapat terjadi kapan saja.
Peristiwa ini menjadi titik awal untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat dalam mengatasi bencana banjir. Dengan upaya bersama, diharapkan masyarakat di sekitar Sungai Cigede dapat lebih siap menghadapi potensi bahaya banjir dan mengurangi dampak yang mungkin timbul akibat peristiwa serupa di masa depan.
Dalam aspek sosial, bencana banjir ini juga memunculkan kepedulian antarwarga yang tinggi. Warga yang memiliki rumah dengan lantai dua memberikan bantuan dan perlindungan kepada sesama warga yang rumahnya lebih rentan terhadap bencana banjir. Hal ini menunjukkan solidaritas yang tinggi dalam menghadapi bencana alam serta kebutuhan untuk saling bersinergi dalam menjaga keselamatan bersama.
Dengan kejadian ini, diharapkan pihak terkait dapat mengambil langkah nyata dalam meningkatkan sistem peringatan dini, memperkuat struktur tanggul dan saluran air, serta meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana banjir. Hal ini akan menjadi langkah awal yang sangat penting untuk membantu melindungi masyarakat di sekitar Sungai Cigede dari potensi bahaya banjir di masa yang akan datang.