Tanggul Semeru Jebol, Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Selama 90 Hari
Tanggal: 13 Mei 2025 21:56 wib.
Tampang.com | Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, resmi menetapkan masa tanggap darurat bencana menyusul rusaknya tanggul penahan banjir lahar hujan Gunung Semeru. Penetapan ini dilakukan demi mempercepat upaya penanganan krisis yang mengancam pemukiman warga di wilayah rawan terdampak.
Berlaku 90 Hari, Mulai 11 Mei hingga 8 Agustus 2025
Keputusan tanggap darurat ini tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Lumajang nomor 100.3.3.2/195/KEP/427.12/2025. Dalam SK tersebut, Bupati Lumajang Indah Amperawati menyatakan bahwa masa tanggap darurat ditetapkan selama 90 hari, dimulai dari 11 Mei hingga 8 Agustus 2025.
Langkah ini diambil menyusul potensi risiko tinggi akibat ambrolnya tanggul di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, yang selama ini menjadi benteng utama menghadapi banjir lahar dari Gunung Semeru.
Tanggul Rusak Meluas hingga 500 Meter
Kerusakan tanggul penahan banjir lahar di sepanjang Sungai Rejali kini makin parah. Dari awalnya sepanjang 300 meter, kerusakan telah meluas menjadi sekitar 500 meter, memperbesar risiko banjir menerjang kawasan permukiman.
Salah satu wilayah yang paling terancam adalah Dusun Kebondeli Selatan, tempat tinggal 82 kepala keluarga atau sekitar 256 jiwa. Apabila banjir lahar kembali terjadi, dusun ini dikhawatirkan akan terdampak langsung.
Sekdes: Kerusakan Bisa Makin Parah Jika Tak Segera Diperbaiki
Samsul Arifin, Sekretaris Desa Sumberwuluh, menegaskan bahwa kondisi tanggul saat ini sudah sangat kritis. Ia mengingatkan, jika tidak segera ditangani, kerusakan yang ada bisa semakin meluas dan berbahaya.
"Kalau sampai jebol, dampaknya paling besar ada di Kampung Renteng, tempat tinggal ratusan warga. Ini harus segera diantisipasi agar tidak menimbulkan korban jiwa," ujarnya.
Usulan Normalisasi Sungai Regoyo
Selain meminta percepatan perbaikan tanggul, pihak desa juga berharap pemerintah melakukan normalisasi Sungai Regoyo. Hal ini penting agar aliran air saat banjir lahar hujan terjadi tidak menghantam sisi utara tanggul yang berbatasan langsung dengan kawasan padat penduduk.
Dengan langkah ini, diharapkan tekanan air dapat diminimalkan dan sistem pengendalian banjir di kawasan rawan dapat lebih optimal.