Tanah Abang Tak Seramai Tahun Lalu, Pedagang Mengeluhkan Bahwa Jumlah Pembeli Saat Ini Jauh Berkurang

Tanggal: 15 Mar 2025 17:30 wib.
Menjelang Hari Raya Idul Fitri tahun ini, suasana di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, terlihat berbeda dibandingkan dengan tahun lalu. Banyak penjual mengeluhkan bahwa jumlah pembeli saat ini jauh berkurang. Para pedagang mengaitkan sepinya pembeli ini dengan kondisi perekonomian masyarakat yang semakin sulit. 

Edo (35), salah satu pedagang di pasar tersebut, menjelaskan bahwa berkurangnya jumlah pengunjung mengindikasikan melemahnya daya beli masyarakat. “Pembeli sepi karena ekonomi Indonesia melemah, pembeli jadi terdampak,” ungkapnya dalam wawancara yang berlangsung pada Sabtu (15/3/2025). 

Menurut Edo, menyusutnya jumlah pembeli tidak hanya mempengaruhi mereka yang berbelanja, tetapi juga memberikan dampak besar kepada para penjual. Ketidakstabilan ekonomi mengakibatkan banyak orang lebih memilih untuk mengutamakan kebutuhan pokok dibandingkan membeli pakaian baru. “Keadaan ini tentu menyulitkan kami, karena dengan sedikitnya pembeli, omzet yang kami dapatkan juga menurun,” tambah Edo. Dia menyoroti one of penyebab lain dari permasalahan ini, yaitu maraknya praktik korupsi di kalangan pejabat yang dianggapnya turut berkontribusi terhadap melemahnya ekonomi.

Edo juga membandingkan kondisi pasar saat ini dengan tahun lalu, di mana suasananya jauh lebih ramai. Dengan penuh nostalgia, ia menggambarkan betapa ramai dan padatnya Tanah Abang saat menjelang Lebaran pada tahun lalu. “Saat itu, pembeli bagaikan tawaf, bahkan jalannya hanya selangkah demi selangkah karena saking padatnya,” ceritanya. Di sisi lain, realita yang dihadapinya saat ini sangat kontras; sampai-sampai, beberapa koridor di pasar terlihat kosong.

Selaras dengan pandangan Edo, Novi (29), penjual lainnya, juga merasa bahwa turunnya kondisi ekonomi berimbas pada sepinya jumlah pengunjung. “Sepi salah satunya karena kondisi ekonomi Indonesia yang lagi rendah banget,” tuturnya. Novi menambahkan bahwa ketika kondisi keuangan masyarakat memburuk, banyak pembeli yang lebih tertarik pada keperluan mendasar, seperti makanan, dibandingkan berbelanja baju baru.

Pengalaman pribadi Novi tentang Tanah Abang di tahun lalu pun tidak lepas dari keramaian yang mengesankan. “Kalau tahun lalu, dalam rentang waktu dari pagi hingga sore, pembeli sudah berdesakan. Dari jam 07.00 hingga 17.00 WIB, suasana di pasar sangat padat,” kenangnya. Ia merasakan perbedaan nyata antara tahun lalu dan tahun ini, di mana suasana pasar terasa lebih lesu dan tidak menggairahkan.

Kondisi Tanah Abang menjadi refleksi lebih dalam mengenai tantangan yang dihadapi masyarakat dalam perekonomian saat ini. Dengan melemahnya daya beli dan peningkatan jumlah kebutuhan pokok, banyak orang harus lebih cermat dalam mengatur pengeluarannya. Situasi ini tentunya menjadi tantangan besar tidak hanya bagi para pedagang, tetapi juga bagi masyarakat luas.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved