Surat Terbuka untuk Gubernur Jabar! Kebijakan Sekolah Pagi Dinilai Menghambat Kegiatan Keagamaan
Tanggal: 22 Mar 2025 14:14 wib.
Tampang.com | Seorang tokoh masyarakat dari Cianjur, Uus Husni Hoer, menuliskan surat terbuka kepada Gubernur Jawa Barat terkait kebijakan baru yang mewajibkan siswa SMA sederajat masuk sekolah lebih pagi, yaitu pukul 06.30 WIB. Bahkan, setelah Ramadan, ada rencana untuk memajukan jam masuk menjadi pukul 06.00 WIB.
Dalam suratnya, Uus menyatakan bahwa kebijakan ini berdampak pada kehidupan religius masyarakat. Banyak anak-anak dan ibu-ibu yang sebelumnya rutin mengikuti pengajian subuh kini terpaksa melewatkannya karena harus bersiap ke sekolah lebih awal. Ia mengingatkan bahwa masyarakat Jawa Barat dikenal dengan religiusitasnya, dan kebijakan ini seharusnya mempertimbangkan nilai-nilai keagamaan yang sudah mengakar.
Uus juga menyoroti bahwa pendidikan agama memiliki peran besar dalam membangun karakter anak-anak agar memiliki akhlak yang baik. Ia mengkritik bahwa banyak pejabat negara yang korupsi justru berasal dari kalangan berpendidikan tinggi tetapi minim moral dan etika. Oleh karena itu, ia meminta agar pemerintah tidak hanya berfokus pada disiplin waktu, tetapi juga tetap mendukung pembinaan akhlak dan spiritual siswa.
Sementara itu, kebijakan masuk sekolah lebih pagi ini juga telah menimbulkan pro dan kontra di kalangan siswa dan masyarakat. Beberapa siswa mengeluhkan bahwa mereka harus berangkat dalam keadaan mengantuk, terutama setelah sahur di bulan Ramadan249. Selain itu, ada juga kekhawatiran bahwa kebijakan ini belum dibarengi dengan perbaikan fasilitas transportasi umum, sehingga anak-anak tetap harus menggunakan kendaraan pribadi yang berisiko menambah kemacetan250.
Pihak Dinas Pendidikan Jawa Barat sendiri telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 7153/OT.03/SEKRE, yang menjadi dasar kebijakan ini. Meski demikian, sejumlah sekolah diberikan kelonggaran untuk menyesuaikan aturan ini sesuai dengan kondisi mereka.
Dengan berbagai tanggapan yang muncul, kebijakan ini masih menjadi bahan diskusi di masyarakat, khususnya di kalangan orang tua dan tenaga pendidik. Apakah kebijakan masuk sekolah lebih pagi ini akan tetap dipertahankan atau justru direvisi, masih menjadi pertanyaan besar bagi warga Jawa Barat.