Sumber foto: google

Study Tour Disalah-salahkan, Sandiaga Klaim Sudah Ngomong ke Menhub

Tanggal: 17 Mei 2024 05:34 wib.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menegaskan bahwa isu larangan study tour di sejumlah daerah pasca-kecelakaan maut yang menimpa rombongan SMK Lingga Kencana Depok di Ciater, Subang, Jawa Barat tidak sepenuhnya dapat disalahkan. Sandiaga Uno menyatakan bahwa dirinya telah berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk memperbaiki sistem transportasi umum, terutama bus pariwisata.

Menurut Sandiaga Uno, masalah sebenarnya bukanlah study tour sebagai kegiatan itu sendiri, melainkan kurangnya kesigapan dari penyelenggara study tour dalam menghadirkan fasilitas transportasi yang sesuai, sumber daya manusia yang handal, seperti pengemudi dan kernet yang memenuhi standar kualifikasi. Oleh karena itu, ia menekankan perlunya penataan sertifikasi dan penindakan tegas terhadap penyalahgunaan dalam penyelenggaraan study tour. Hal ini disampaikan Sandiaga Uno usai memimpin rapat bersama pemangku kepentingan pariwisata Bali di Gedung Widyatula Poltekpar Bali, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali pada Kamis (16/5) sore lalu.

Ia menambahkan bahwa study tour bukan hanya memberikan pengalaman belajar bagi para pelajar, tetapi juga memberikan nilai pengalaman yang tak terlupakan dalam proses pendidikan. Menurutnya, keberadaan study tour tidak hanya berdampak positif bagi ekosistem pariwisata, tetapi juga menarik minat dari luar negeri, seperti kasus Australia yang banyak mengirim mahasiswa dan pelajar untuk belajar di Indonesia.

Sandiaga Uno juga menekankan pentingnya fasilitas transportasi yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi pelajar yang melakukan study tour. Ia mengingatkan agar penyelenggara study tour memastikan penggunaan fasilitas transportasi yang memenuhi standar keselamatan.

Kecelakaan maut yang menimpa bus rombongan SMK Lingga Kencana, Depok pada Sabtu (11/5) di jalanan menurun di Ciater, Subang melibatkan lima kendaraan, termasuk bus Trans Putera Fajar, mobil Daihatsu Feroza, dan tiga sepeda motor. Insiden ini menewaskan 11 orang, terdiri dari 9 pelajar SMK Lingga Kencana Depok, 1 guru SMK, serta seorang pengendara motor warga Subang.

Dampak dari kecelakaan ini membuat munculnya wacana pelarangan study tour di beberapa daerah, termasuk pernyataan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Hal ini membuat Sandiaga Uno bersikeras bahwa solusi sebenarnya bukan larangan terhadap kegiatan study tour, namun peningkatan kualitas dan keamanan dalam penyelenggaraan study tour.

Sandiaga Uno pun menyampaikan bahwa masalah ini harus diselesaikan dengan pendekatan yang lebih luas, yaitu dengan memperbaiki sistem transportasi umum dan meningkatkan kesigapan dari penyelenggara study tour untuk memberikan pengalaman yang aman dan bermutu bagi pelajar. Ia juga menyinggung bahwa studi tur juga menjadikan ekosistem pariwisata lebih menguntungkan dan menarik minat dari luar negeri, seperti halnya yang terjadi di Australia.

Selain itu, Sandiaga Uno meyakini bahwa studi tur juga memberikan dampak positif dalam bidang pendidikan, tidak hanya bagi mahasiswa, tetapi juga bagi pelajar. Hal ini menunjukkan bahwa study tour tidak hanya memberikan pengalaman belajar, tetapi juga memberikan peluang untuk meningkatkan citra dan potensi pariwisata Indonesia di mata dunia internasional.

Dengan demikian, Sandiaga Uno menekankan bahwa pentingnya peningkatan kualitas dalam penyelenggaraan study tour adalah untuk memberikan pengalaman belajar yang berkualitas, aman, dan sesuai standar. Ini juga akan menjadi salah satu aspek penting dalam pengembangan pariwisata dan pendidikan di Indonesia, serta menunjukkan bahwa study tour tetap memegang peran penting dalam membentuk generasi penerus yang berkualitas.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved