Sosok Letkol Herman Santoso, Pertaruhkan Pangkat dan Jabatan Usai Prajuritnya Serang Warga Secara Brutal
Tanggal: 11 Nov 2024 15:48 wib.
Letkol Arm Herman Santoso, Komandan Batalyon Artileri Medan (Armed) 2 menjadi sorotan setelah ratusan warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang menggeruduk markas Batalyon Armed 2/105 Kilap Sumagan usai penyerangan brutal oleh oknum TNI. Letkol Herman menegaskan siap untuk mempertaruhkan jabatan dan pangkatnya serta memproses secara hukum puluhan oknum TNI yang terlibat dalam penyerangan tersebut.
Kejadian penyerangan tersebut terjadi pada Jumat, 8 November 2024, yang menewaskan satu warga bernama Raden Barus (61) dan melukai belasan lainnya. Letkol Herman, yang menjabat sebagai Danyon Armed 2 sejak November 2023, berkomitmen untuk bertanggung jawab atas tindakan anak buahnya. Hal ini menunjukkan keberaniannya dalam menangani insiden tersebut, meskipun hal tersebut dapat mengancam kariernya di kehidupan militer.
Sebelum menjabat Danyon di Armed 2, Letkol Herman masih berpangkat Mayor. Dia menggantikan Letkol Arm Delli Yudha Adi Nurcahyono sebagai komandan batalyon tersebut. Sejumlah 33 oknum prajurit TNI Angkatan Darat diamankan terkait penyerangan warga di Kecamatan Sibiru-biru, Deliserdang. Dalam menghadapi insiden ini, Kolonel Dody Yudha dari Kodam I/Bukit Barisan menyatakan bahwa 33 oknum personel TNI tersebut telah ditangani oleh Polisi Militer Kodam I/BB.
Motif dari penyerangan tersebut belum terungkap sepenuhnya namun dugaan awal menyebutkan bahwa penyerangan itu berawal dari konfrontasi antara oknum TNI dengan seorang warga. Kodam I/BB fokus pada langkah-langkah untuk meredam aksi penyerangan susulan dengan melakukan mediasi kepada pihak korban dan masyarakat di Armed 2/105.
Panglima Kodam I/BB juga telah memberikan arahan kepada seluruh prajurit dan menegaskan komitmennya untuk mencegah terjadinya penyerangan serupa di masa depan. Hal ini menunjukkan upaya keras pihak militer untuk mengatasi insiden tersebut dan memastikan keamanan serta kondusifitas di wilayah tersebut.
Insiden penyerangan warga oleh oknum TNI merupakan peristiwa yang mencoreng citra institusi militer dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Kejadian ini menunjukkan perlunya pengawasan dan pendidikan yang lebih ketat terhadap prajurit TNI dalam menjaga sikap dan perilaku di tengah masyarakat. Tindakan tegas Letkol Herman Santoso dalam menangani insiden tersebut dapat menjadi contoh bagi para pimpinan militer lainnya dalam membina prajuritnya agar mengutamakan profesionalisme dan ketaatan pada aturan, sehingga kejadian serupa tidak terulang di masa depan.