Sopir Truk di Lampung Nekat Gantung Diri Usai Ketahuan Selingkuh
Tanggal: 9 Sep 2024 19:29 wib.
Sebuah kejadian tragis terjadi di Lampung Tengah, Senin (9/9/2024), ketika seorang sopir truk nekat mengakhiri hidupnya setelah diduga ketahuan selingkuh oleh istrinya. Korban bernama Firdaus (31) dan berasal dari Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah.
Keterangan yang dihimpun dari Kapolsek Sukarame, Kompol M. Rohmawan, menjelaskan bahwa korban pertama kali ditemukan gantung diri oleh saksi bernama Poli ketika hendak cuci muka di keran yang terletak di bawah sebuah tower. Hasil pemeriksaan saksi menunjukkan bahwa korban diduga bunuh diri karena ketahuan berselingkuh oleh istrinya.
Menurut Kompol Rohmawan, peristiwa tersebut terjadi saat korban dan istrinya sedang dalam perjalanan menuju Kantor PT. Sumber Karya Berkah (SKB) menggunakan truk fuso milik PT. SKB pada hari Senin sekitar pukul 02.00 WIB. Konflik antara korban dan istrinya terjadi ketika sang istri mengetahui perbuatan perselingkuhan yang dilakukan oleh suaminya. Istri korban bahkan meminta untuk bertemu dengan wanita yang menjadi selingkuhan suaminya.
Pada pukul 04.00 WIB, korban tiba di PT. SKB dan mengajak istrinya untuk merokok sebentar di luar mobil. Sementara itu, sang istri memilih untuk tidur di dalam mobil. Kondisi tragis terjadi pada pukul 08.00 WIB ketika istri korban dibangunkan oleh seorang satpam dan disampaikan kabar bahwa suaminya telah meninggal dunia akibat gantung diri.
Kapolsek menegaskan bahwa pihak kepolisian segera melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) serta memeriksa saksi-saksi setelah menerima laporan mengenai kejadian tersebut.
Kejadian ini seakan menjadi peringatan bahwa perbuatan selingkuh tidak hanya dapat merusak hubungan pernikahan, tetapi juga dapat berpotensi mengakibatkan dampak yang sangat tragedis. Perselingkuhan seringkali menjadi akar masalah yang mendalam dalam rumah tangga, dan penyelesaiannya seharusnya dilakukan dengan jalan yang lebih positif.
Kejadian ini juga menunjukkan bahwa gangguan mental akibat permasalahan pribadi, seperti perselingkuhan, harus ditangani secara serius. Ketersediaan dukungan mental dan akses ke layanan kesehatan mental menjadi penting untuk mencegah tindakan-tindakan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
Masyarakat juga diharapkan untuk lebih memahami pentingnya komunikasi yang terbuka dan jujur dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. Keterbukaan dan kepercayaan antara pasangan merupakan kunci utama dalam mengatasi permasalahan rumah tangga, termasuk persoalan perselingkuhan.
Dalam kejadian seperti ini, penting untuk memberikan perhatian khusus kepada keluarga korban yang ditinggalkan. Bantuan psikologis dan sosial bagi keluarga korban, terutama bagi istri dan keluarga inti yang harus merasakan beban berat akibat kehilangan ini, menjadi sangat diperlukan. Pemerintah daerah setempat juga diharapkan dapat memberikan perhatian dan bantuan kepada keluarga korban dalam menghadapi situasi yang menantang ini.
Kejadian ini sekaligus menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap masalah-masalah pribadi yang mungkin dihadapi oleh orang-orang terdekat. Pemberian dukungan, perhatian, dan kepedulian secara nyata dapat menjadi langkah awal yang sangat berarti dalam mencegah terjadinya tragedi serupa di masa yang akan datang.