Sopir Bus Maut Ungkap Detik-detik Kecelakaan Subang: Saya Kelabakan
Tanggal: 13 Mei 2024 19:50 wib.
Sopir bus rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok, Sadira, mengungkapkan kronologi kecelakaan maut yang terjadi di Ciater, Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5) malam. Sebelum kecelakaan terjadi, Sadira sudah merasa adanya masalah pada rem bus. Ia bahkan sempat meminta montir untuk memeriksanya saat sedang beristirahat di rumah makan.
Menurutnya, setelah diperbaiki oleh montir, Sadira merasa yakin bahwa rem bus sudah layak untuk melanjutkan perjalanan. Namun, ketika bus melintasi jalan menurun di kawasan Ciater, rem bus kembali bermasalah. Angin rem telah habis sehingga menyebabkan kondisi rem menjadi tidak berfungsi dengan baik.
Sadira berusaha mencari jalur penyelamat atau alternatif di sekitar lokasi kecelakaan namun tidak berhasil menemukannya. Akhirnya, ia mengambil inisiatif dengan memutuskan untuk banting setir ke kanan.
Saat kecelakaan terjadi, bus rombongan SMK Depok melibatkan lima kendaraan lain, termasuk mobil Daihatsu Feroza dan tiga motor. Peristiwa ini menyebabkan 11 orang tewas, di antaranya sembilan pelajar SMK Lingga Kencana Depok, seorang guru, dan seorang pengendara motor warga Subang.
Hasil pemeriksaan terhadap kernet bus yang merupakan saksi kunci insiden tersebut juga telah dilakukan oleh polisi. Kernet telah ditangkap dan sedang diperiksa oleh penyidik Polres Subang.
Kecelakaan tersebut menunjukkan pentingnya menjaga kondisi kendaraan dan kepatuhan terhadap aturan lalu lintas. Hal ini juga menjadi peringatan bagi semua pihak terkait, baik pengemudi, penumpang, maupun pihak terkait lainnya, untuk selalu memperhatikan keselamatan dalam perjalanan.
Dalam keadaan darurat sekalipun, kepatuhan terhadap aturan dan kehati-hatian dalam mengemudi tetap menjadi prioritas utama. Dengan demikian, diharapkan kecelakaan serupa tidak terulang di masa mendatang.
Terkait dengan kecelakaan yang terjadi di Ciater, Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5) malam, inilah kisah lengkap dari sudut pandang sopir bus rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok, Sadira. Ia membagikan kronologi peristiwa tragis tersebut, memberikan gambaran tentang kondisi bus sebelum kecelakaan, serta upaya-upaya yang telah dilakukannya untuk menghindari bencana tersebut.
Sadira menyebutkan bahwa sebelum kecelakaan terjadi, ia sudah merasakan adanya masalah pada rem bus. Ia bahkan sempat meminta montir untuk memeriksanya saat beristirahat di sebuah rumah makan. Setelah montir memeriksa dan memperbaiki rem bus, Sadira merasa yakin bahwa kondisi bus sudah aman untuk melanjutkan perjalanan. Namun, saat bus melintasi jalan menurun di kawasan Ciater, rem bus kembali bermasalah akibat kehabisan angin rem, sehingga Sadira kesulitan mengendalikan kendaraan.
Kisah tragis itu juga menunjukkan betapa sulitnya situasi yang dihadapi oleh Sadira. Dalam keadaan darurat, ia berusaha mencari jalur penyelamat atau alternatif di sekitar lokasi kejadian namun tak berhasil menemukannya. Akhirnya, ia memutuskan untuk banting setir ke kanan, namun upaya tersebut tidak mampu menghindarkan bus dari kecelakaan yang mengakibatkan banyak korban jiwa.
Selain itu, kecelakaan tersebut juga melibatkan lima kendaraan lain, termasuk mobil dan motor. Jumlah korban yang tewas akibat kecelakaan tersebut juga sangat mengharukan, dengan 11 orang yang kehilangan nyawa, termasuk pelajar, guru, dan warga setempat.
Polisi telah melakukan pemeriksaan terhadap kernet bus yang menjadi saksi kunci dalam insiden ini. Kernet tersebut juga telah ditangkap dan sedang dalam pemeriksaan oleh penyidik Polres Subang.
Kecelakaan ini memberikan pelajaran bahwa kepatuhan terhadap aturan lalu lintas dan kehati-hatian dalam mengemudi sangatlah penting. Begitu pula menjaga kondisi kendaraan agar selalu dalam keadaan prima. Semua pihak terkait, baik pengemudi, penumpang, maupun pihak terkait lainnya, harus memperhatikan keselamatan sebagai prioritas utama dalam perjalanan. Dengan demikian, diharapkan kecelakaan serupa tidak akan terulang di masa mendatang.