Sumber foto: Kompas.com

Siswa Nakal Dikirim ke Barak Militer, DPR Ingatkan Jangan Langgar Hak Anak

Tanggal: 6 Mei 2025 04:51 wib.
Tampang.com | Wakil Ketua DPR RI Saan Mustopa mengapresiasi upaya pendisiplinan siswa bermasalah dengan pendekatan barak militer, namun mengingatkan agar langkah tersebut tidak dilakukan secara sembarangan dan tetap menjunjung tinggi hak asasi manusia.


Niat Baik Tidak Cukup, Harus Sesuai Aturan

Saan Mustopa menilai program pengiriman siswa ke barak militer untuk pembinaan memiliki tujuan positif, yakni mencegah tawuran dan perilaku menyimpang di kalangan pelajar. Namun, ia mengingatkan bahwa pelaksanaan kebijakan ini harus dilakukan secara hati-hati dan sesuai dengan hukum yang berlaku.


"Semangatnya baik, tujuannya juga mulia, tapi niat baik saja tidak cukup. Harus dibarengi dengan tata cara yang baik," ujar Saan usai acara peletakan batu pertama kantor DPD Partai NasDem Karawang, Senin (5/5/2025).



Hak Anak dan Kesepakatan Keluarga Harus Jadi Prioritas

Saan menegaskan bahwa pendekatan militer terhadap siswa tidak boleh bersifat paksaan. Keikutsertaan siswa dalam program ini, menurutnya, harus berdasarkan kesepakatan antara anak dan keluarganya, bukan karena tekanan atau kewajiban.


"Jangan sampai menimbulkan persepsi pelanggaran HAM. Keluarga harus dilibatkan dan diberikan ruang untuk menyetujui atau menolak," tegasnya.


Menurutnya, ketika pendekatan dilakukan dengan komunikasi yang baik dan kesadaran bersama, maka hasilnya akan lebih efektif dan tidak menimbulkan kontroversi di masyarakat.


DPR Siap Bahas di Tingkat Komisi

Terkait polemik ini, DPR RI melalui komisi yang membidangi urusan pemerintahan dan pendidikan menyatakan siap mengevaluasi dan membahas lebih lanjut kebijakan pengiriman siswa bermasalah ke barak militer. Saan mengungkapkan bahwa DPR pernah mengundang sejumlah pihak terkait untuk mendengar penjelasan dan masukan langsung.


“Komisi II DPR sudah sempat membahas dan akan melihat perkembangan terbaru agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan di lapangan,” tambahnya.



Program Butuh Pendekatan Humanis, Bukan Represif

Program pembinaan siswa di barak militer sempat menuai sorotan setelah puluhan siswa di beberapa daerah, seperti Cianjur dan Bandung, dikirim ke lingkungan militer karena dianggap melanggar disiplin sekolah. Meski sebagian orang tua memberikan persetujuan, banyak pihak menilai metode tersebut terlalu keras dan berpotensi mencederai psikologis anak.

Saan pun mengingatkan bahwa anak-anak tetap harus diperlakukan sebagai subjek pendidikan yang membutuhkan pembinaan dengan pendekatan humanis, bukan represif.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved