Sinergi Bisnis Pariwisata di Malaysia untuk Memperluas Jejaring
Tanggal: 4 Agu 2025 11:37 wib.
Pada tanggal 29 hingga 31 Juli 2025, Malaysia akan menjadi tuan rumah sebuah acara penting bernama Business Matching yang berlangsung di tiga kota, yaitu Penang, Ipoh, dan Kuala Lumpur. Acara ini diharapkan dapat memperkuat jejaring bisnis dalam industri pariwisata serta mempromosikan beragam destinasi unggulan yang dimiliki Indonesia.
Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata, Ni Made Ayu Marthini, menegaskan bahwa acara ini merupakan peluang emas bagi para penjual untuk menjalin hubungan dengan calon mitra bisnis yang potensial. Dia menjelaskan, "Kami optimis bahwa para peserta dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk berinteraksi langsung dengan rekan bisnis, yang diharapkan nantinya dapat berfungsi sebagai jembatan untuk transaksi langsung dengan publik Malaysia."
Made mengungkapkan bahwa Business Matching ini dirancang sebagai wadah strategis untuk mempertemukan pelaku usaha pariwisata dari Indonesia dengan pelaku industri yang ada di Malaysia, seperti agen perjalanan dan penyedia layanan tur. Kegiatan ini juga merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Pariwisata dan DPD ASITA (Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata) Jawa Barat, melibatkan lebih dari 25 pelaku industri pariwisata Indonesia yang telah terpilih berdasarkan sejumlah kriteria, termasuk kesiapan produk yang ditawarkan dan kapasitas promosi mereka, serta potensi kerja sama dengan mitra lokal di Malaysia.
Selama acara tersebut, Kementerian Pariwisata akan memperkenalkan tiga produk pariwisata unggulan, yakni sektor wisata yang terjangkau tapi berkualitas tinggi, pariwisata dengan minat khusus, serta sektor MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition). Selain itu, pemerintah Indonesia juga akan memberikan fokus pada keunggulan dalam jenis wisata minat khusus, seperti kebugaran, wisata bahari, dan kuliner, melalui paket-paket wisata yang disesuaikan dengan tren terbaru di kalangan wisatawan yang kini lebih suka melakukan perjalanan yang bersifat personal dan berkelanjutan.
Ditekankan oleh Made bahwa para pelaku industri perlu memanfaatkan momentum ini untuk membangun relasi dengan para calon mitra bisnis demi memperlancar transaksi langsung dengan masyarakat Malaysia, terutama saat mereka mengikuti pameran pariwisata di negara tersebut. "Sangat penting untuk diingat bahwa salah satu syarat untuk berpartisipasi dalam pameran pariwisata di Malaysia adalah memiliki mitra lokal yang terdaftar sebagai anggota Malaysian Association of Tour & Travel Agents (MATTA)," tambah Ni Made Ayu Marthini.
Kuala Lumpur dipilih sebagai lokasi acara karena statusnya sebagai pusat terbesar untuk industri perjalanan dan wisata outbound di Malaysia. Sementara itu, Penang dan Ipoh juga mempunyai potensi pertumbuhan pasar yang sangat prometis dalam sektor pariwisata. Malaysia ditetapkan sebagai salah satu pasar prioritas bagi pariwisata Indonesia, berkat kedekatannya secara geografis, kesamaan budaya, serta potensi kunjungan wisatawan yang tinggi. Harapannya, acara ini bisa memberikan dampak positif yang langsung bagi peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara, khususnya dari Malaysia.
Ketua DPD ASITA Jawa Barat, Daniel Nugraha, menambahkan bahwa setiap kota di Malaysia memiliki karakteristik yang berbeda. Misalnya, Penang terkenal sebagai pusat wisata kesehatan, Ipoh dikenal sebagai kota kuliner, sedangkan Kuala Lumpur adalah pusat jaringan bisnis sekaligus agen perjalanan internasional. Daniel menekankan, "Kegiatan ini juga menjadi peluang untuk melakukan benchmarking terhadap showcase pariwisata Malaysia, agar bisa diobservasi, dipelajari, serta dimodifikasi untuk diterapkan oleh pelaku industri pariwisata di Indonesia."