Sumber foto: medcom.id

Siapa yang Kena PHK di Tokopedia?

Tanggal: 26 Jun 2024 20:27 wib.
GoTo akhirnya memberikan klarifikasi atas dua rumor soal Tokopedia, yaitu rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran dan penghentian sebagian besar layanan. Berbeda dengan jawaban diplomatis yang diberikan soal rumor PHK, kabar penghentian sebagian besar layanan Tokopedia langsung dibantah oleh GoTo.

Rumor-rumor tersebut pertama kali dihembuskan oleh akun media sosial Ecommurz, yang kerap meneruskan rumor yang didengar oleh para pekerja startup Indonesia ke para followers-nya.

Ada dua desas-desus yang dihembuskan oleh Ecommurz. Pertama, ByteDance sebagai induk usaha TikTok dan Tokopedia menilai 70 persen dari karyawan Tokopedia yang jumlahnya 2.772 orang, tidak dibutuhkan atau redundant.

Menurut Ecommurz, ByteDance ingin memangkas jumlah pegawai Tokopedia menjadi hanya "ratusan." Kedua, efisiensi juga akan dilakukan dalam hal teknologi dan layanan yang digunakan secara internal oleh pegawai Tokopedia. ByteDance ingin mengganti 80 persen dari perangkat internal Tokopedia dengan solusi yang dikembangkan sendiri oleh ByteDance dan selama ini digunakan oleh pegawai TikTok.

Artinya, rumor yang beredar sebetulnya bukan penghentian layanan Tokopedia ke mitra dan pelanggan, melainkan penggantian perangkat lunak yang selama ini dibangun sendiri oleh Tokopedia dengan solusi milik ByteDance yang dibawa dari China.

Dari kedua rumor tersebut, bisa disimpulkan bahwa merger Tokopedia dan TikTok Shop bakal paling berdampak ke "pegawai teknologi" Tokopedia. Pekerja yang terdampak bisa masif karena Tokopedia sangat agresif merekrut programmer dan melakukan pengembangan secara internal dibandingkan dengan unicorn RI lainnya.

Pada 2020, misalnya, DailySocial melaporkan bahwa aplikasi Tokopedia didukung oleh 12 ribu jenis perangkat. Pada tahun yang sama, pekerja teknologi (engineer) di Tokopedia jumlahnya sudah melampaui 1.000 orang.

Cara kerja tim teknologi di Tokopedia mengusung konsep microservice, yaitu 300 layanan skala lebih kecil yang mendukung satu aplikasi utama.

Tokopedia juga terkenal dengan ajang Tokopedia Academy, yaitu konferensi teknologi khusus programmer Indonesia. Pendiri Tokopedia yang kini sudah melepas posisi CEO Tokopedia dan anggota dewan komisaris GoTo, William Tanuwijaya, mengatakan bahwa Tokopedia Academy adalah upaya Tokopedia untuk berbagi sekaligus belajar bersama programmer Indonesia.

"Gaya" Tokopedia ini berbeda dengan "saudara"-nya di GoTo, yaitu Gojek, yang mengandalkan programmer di luar negeri sebagai tulang punggung aplikasinya sejak 2016.

Masuknya ByteDance sebagai pengendali baru sepertinya akan membawa perubahan dahsyat di "Budaya Berbagi Ilmu" yang diproklamasikan oleh William dan mitra pendirinya Leonitus Alpha Edison. Tampaknya, programmer di Tokopedia kini harus rela "mengimpor" hasil karya China.

Cengkraman keras Bytedance di Tokopedia juga bisa mengakhiri kejayaan ecommerce lokal melawan gempuran platform milik asing. William dan Leon yang selama ini kuat bertahan, bahkan menang melawan Rakuten, OLX dan JD.com.

Siapa pun yang terkena PHK di Tokopedia, baik itu pegawai teknologi atau non-teknologi, tentu akan membuat ketidakpastian di kalangan karyawan. Namun, saldo terakhir perusahaan ini pada kuartal pertama 2021 menunjukkan kenaikan 51% dalam pendapatan advertising, yang menjadi 57% total pendapatan Tokopedia.

Pertumbuhan ini tentu berbanding terbalik dengan what-if scenario dari rumor PHK yang masih simpang siur tersebut. Kalaupun rumor tersebut benar, PHK besar-besaran akan membekukan laju ekspansi Tokopedia, yang membutuhkan talenta-talenta muda dan futuristik seiring dengan restrukturisasi besar-besaran usai merger dengan raksasa teknologi asal China tersebut.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved