Siap-Siap Bioetanol 5% Dicampur BBM Bakal Jadi Mandatori Nasional
Tanggal: 5 Jul 2024 20:39 wib.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia tengah mempertimbangkan program campuran bioetanol untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai kebijakan mandatori nasional. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengungkapkan bahwa pemerintah masih dalam tahap diskusi untuk menentukan persentase campuran bioetanol yang akan diimplementasikan, apakah 2,5% atau 5%.
Dalam Green Economy Expo: Advancing Technology, Innovation and Circularity pada tanggal 5 Juli 2024, Eniya menyatakan bahwa pemerintah tengah mempertimbangkan opsi untuk mengakselerasi program campuran bioetanol untuk BBM. Pertimbangan saat ini mencakup apakah akan mengadopsi Bioetanol 5% atau E5 (Ethanol 5%) terlebih dahulu, atau memulai dengan Bioetanol 2,5%. Diskusi juga sedang berlangsung dengan pihak Pertamina mengenai hal ini, mengingat sumber daya bioetanol yang tersedia di Indonesia masih terbatas.
Dalam konteks ini, Eniya mengungkapkan bahwa dari 13 industri bioetanol yang ada saat ini, hanya 2 industri yang baru memenuhi kriteria untuk dijadikan bahan bakar. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia perlu mempercepat pengembangan industri bioetanol untuk memenuhi kebutuhan program campuran dengan BBM.
Eniya juga menyoroti bahwa program campuran bioetanol untuk BBM sebenarnya telah ada sejak beberapa waktu yang lalu. Namun, hingga saat ini, pencapaian program ini masih belum maksimal. Indonesia telah menetapkan target untuk mencapai tingkat campuran bioetanol 20% pada tahun 2025, namun implementasinya masih jauh dari harapan.
Menurut data yang diperoleh, saat ini Indonesia baru mampu mencampurkan bioetanol sekitar 2,5% dengan BBM. Target untuk mencapai 20% bioetanol dalam pencampuran BBM hingga 2025 adalah upaya yang tidak mudah untuk dilakukan. Diperlukan upaya mendesak dalam mengakselerasi program ini agar target tersebut dapat tercapai.
Selain itu, Eniya juga menyoroti bahwa regulasi terkait program bioetanol telah ada dalam lingkup Kementerian ESDM, tetapi implementasinya masih belum optimal. Kerjasama antara pemerintah, industri bioetanol, dan lembaga terkait lainnya sangat diperlukan untuk mencapai target tersebut.
Upaya untuk menjadikan campuran bioetanol untuk BBM sebagai kebijakan mandatori nasional adalah langkah yang strategis dalam mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, serta mengurangi emisi gas rumah kaca akibat pembakaran BBM. Indonesia memiliki potensi besar dalam produksi bioetanol berbasis sumber daya alam, sehingga optimalisasi penggunaannya adalah hal yang tidak hanya strategis dari segi lingkungan, namun juga dapat mendukung industri lokal dalam peningkatan nilai tambah produk pertanian.
Dalam konteks ini, pemerintah perlu memperhatikan perkembangan teknologi produksi bioetanol yang lebih efisien dan ramah lingkungan, sehingga industri bioetanol dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Pelibatan aktif para pemangku kepentingan, termasuk petani, industri, dan lembaga penelitian, diperlukan untuk mendukung langkah-langkah strategis dalam implementasi program campuran bioetanol untuk BBM.
Dengan potensi besar yang dimiliki Indonesia dalam sumber daya alam, pengembangan industri bioetanol dapat menjadi peluang baru untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Pemerintah dapat memberikan insentif dan dukungan yang lebih besar dalam pembangunan infrastruktur produksi dan distribusi bioetanol untuk mengoptimalkan program campuran BBM.
Dalam mengimplementasikan program bioetanol, penting untuk memperhatikan aspek keberlanjutan, baik dari segi lingkungan maupun aspek sosial ekonomi. Diperlukan monitoring yang ketat untuk memastikan bahwa produksi bioetanol tidak berdampak negatif pada sumber daya alam dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Pengembangan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan adalah upaya yang perlu didukung oleh seluruh pihak. Dengan langkah-langkah strategis yang tepat, implementasi program campuran bioetanol untuk BBM dapat menjadi tonggak penting dalam mendukung transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan di Indonesia.