Setelah 12 Tahun Menabung, Rahman Akhirnya Berangkat Haji di Usia 71
Tanggal: 2 Mei 2025 15:17 wib.
Tampang.com | Haru dan doa mengiringi langkah Rahman, seorang pria sederhana berusia 71 tahun asal Desa Kramatmulya, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Setelah perjuangan selama 12 tahun menabung dari hasil kerja sebagai tukang kayu, Rahman akhirnya dipastikan berangkat ke Tanah Suci tahun ini untuk menunaikan ibadah haji.
Penantian Panjang Sejak 2013
Sejak tahun 2013, Rahman mulai menyisihkan hasil kerja kerasnya demi satu tujuan: berangkat ke Mekkah. Namun impiannya tertunda pada 2023. Saat itu, ia harus menerima kenyataan pahit karena biaya haji melonjak dan pemerintah menetapkan batas usia maksimal 65 tahun, sedangkan Rahman sudah berusia 69.
“Saya sadar diri, uang saya pas-pasan. Tahun 2023 biayanya naik, dan umur saya juga sudah lewat batas,” ujar Rahman dengan mata berkaca-kaca.
Dua Tahun Berturut-turut Gagal Berangkat
Tak hanya pada 2023, Rahman juga kembali mengalami kekecewaan di tahun 2024 karena hanya masuk dalam daftar cadangan. Meski sempat berharap mendapatkan kuota sisa, lagi-lagi ia harus bersabar.
Akhirnya Dapat Panggilan Haji
Tahun 2025 menjadi jawaban dari doa dan kesabaran panjangnya. Rahman tercatat dalam kloter sembilan gelombang pertama dan akan berangkat pada Minggu, 11 Mei 2025. Ia akan pergi seorang diri, karena belum memiliki cukup dana untuk membawa istrinya, Ecih, yang selama ini setia mendampingi dan mendoakannya.
“Meski saya berangkat sendiri, doa istri saya selalu menyertai. Itu lebih dari cukup,” ucap Rahman.
Momen Pelepasan Penuh Haru
Pada Kamis petang (1/5/2025), suasana rumah Rahman dipenuhi keluarga, tetangga, dan kerabat yang hadir dalam acara pengajian dan pelepasan keberangkatan. Pelukan hangat dan doa tulus mewarnai suasana haru ketika ia pamit meninggalkan kampung halaman.
Keikhlasan dan Keyakinan sebagai Kunci
Bagi Rahman, ibadah haji bukan hanya soal kesiapan materi, melainkan panggilan dari Tuhan. Ia yakin, waktu yang telah ditentukan kini tiba berkat kesabaran, keikhlasan, dan kerja keras tanpa kenal lelah.
“Tuhan yang menentukan siapa dan kapan seseorang layak dipanggil ke Baitullah. Tugas kita hanya berusaha,” tutupnya.