Serangan Ransomware: Brain Cipher Umumkan Penghapusan Data dari PDNS
Tanggal: 9 Jul 2024 12:32 wib.
Brain Cipher, kelompok peretas yang diyakini bertanggung jawab atas serangan ransomware terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya, baru-baru ini mengklaim telah menghapus semua data yang mereka curi. Pengumuman ini disampaikan melalui situs dark web Ransomware Live, yang kerap digunakan oleh kelompok tersebut untuk mengumumkan aksi mereka sebelumnya.
Dalam pengumuman berjudul "End of The Story", Brain Cipher menyatakan bahwa mereka tidak akan menunggu jawaban terkait pusat data. Mereka menyatakan keyakinan bahwa kunci enkripsi yang digunakan bisa dipulihkan oleh tenaga ahli lokal tanpa masalah. "Kami yakin bahwa kunci (enkripsi) bisa digunakan, kami berharap bahwa tenaga ahli lokal bisa memulihkannya tanpa masalah," tulis mereka.
Lebih lanjut, Brain Cipher mengonfirmasi bahwa mereka telah menghapus semua data yang mereka curi, termasuk database, log, dan e-mail. Mereka menyebutkan bahwa langkah ini dilakukan karena mereka merasa telah mendapatkan kepercayaan dari semua pihak yang terlibat. "Kami mengonfirmasi bahwa kami telah menghapus semua data yang kami miliki. Database, log, e-mail. Kami rasa, kami sudah mendapatkan kepercayaan dari setiap orang," imbuh mereka.
Kelompok peretas ini juga memberikan peringatan kepada publik agar tidak tertipu oleh pihak-pihak yang mencoba menjual data dengan mengatasnamakan mereka. Menurut Brain Cipher, tawaran tersebut adalah palsu dan tidak memiliki kaitan dengan kelompok mereka. Mereka juga menegaskan bahwa komunikasi dengan mereka hanya bisa dilakukan melalui “Client Area” atau e-mail saja, menegaskan bahwa segala bentuk komunikasi di luar itu tidak sah dan tidak bisa dipercaya.
Serangan ransomware oleh Brain Cipher terhadap PDNS 2 di Surabaya telah menimbulkan kekhawatiran besar terkait keamanan data di pusat data nasional. Meskipun Brain Cipher mengklaim telah menghapus data yang dicuri, kekhawatiran tentang potensi dampak jangka panjang dari serangan ini tetap ada.
Para ahli keamanan siber menyarankan agar semua pihak tetap waspada terhadap potensi kebocoran data yang mungkin masih terjadi, serta pentingnya peningkatan keamanan di pusat data dan sistem TI lainnya untuk mencegah serangan serupa di masa depan. Serangan ransomware ini menyoroti kerentanan yang masih ada dalam sistem keamanan siber, khususnya di pusat data yang menyimpan informasi penting dan sensitif.
Dalam situasi ini, transparansi dan tindakan cepat dari pihak berwenang sangat penting untuk memastikan bahwa langkah-langkah pemulihan dan pencegahan dilakukan dengan efektif. Selain itu, edukasi dan peningkatan kesadaran tentang ancaman siber di kalangan pengguna dan pengelola sistem TI juga menjadi kunci untuk menghadapi tantangan yang semakin kompleks dalam dunia digital.
Sementara itu, publik dan organisasi yang terkena dampak serangan ini diimbau untuk tetap waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk melindungi data mereka dari potensi serangan di masa depan. Keamanan siber bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau pihak tertentu saja, tetapi merupakan tanggung jawab bersama yang membutuhkan kerjasama dari semua pihak untuk menciptakan lingkungan digital yang aman dan terpercaya.