Serangan KKB di Nabire: Dua Anggota Brimob Gugur dalam Amukan Senjata
Tanggal: 14 Agu 2025 11:30 wib.
Kepolisian Resor Nabire, yang dipimpin oleh AKBP Samuel Tatiratu, mengonfirmasi bahwa dua personel Brimob dari Batalyon C Nabire tewas akibat serangan yang diduga dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang dipimpin oleh Aibon Kogoya. Insiden tragis ini terjadi pada hari Rabu di Kilometer 128, Distrik Siriwo, saat kedua anggota Brimob tersebut sedang menjalankan tugas penting untuk mengamankan proyek pembangunan jalan.
“Serangan ini membawa konsekuensi fatal, di mana kedua anggota Brimob kami dijadwalkan untuk melindungi pekerja jalan, namun mereka menjadi target serangan mendadak dari KKB,” ungkap Kapolres Nabire saat dihubungi oleh Antara dari Jayapura. Akibat dari serangan tersebut, para pelaku berhasil merampas dua senjata api jenis AK-47 beserta amunisinya.
Dalam laporan yang diterima, dijelaskan bahwa penyerangan dimulai dengan serangan fisik menggunakan senjata tajam kepada Brigpol Arif Maulana, sebelum sang pelaku mengarahkan tembakan kepada Bripda Neles C. Runaki. Kedua anggota Brimob malang itu pun akhirnya gugur dalam insiden yang mengejutkan ini.
Saat ini, jenazah dari kedua korban yang merupakan anggota Polda Papua Tengah telah dievakuasi dan direncanakan untuk segera dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setibanya di Nabire guna keperluan visum. Kapolres menambahkan bahwa, untuk menyikapi situasi yang semakin mengkhawatirkan, lima karyawan dari PT. AMP yang tengah terlibat dalam proyek pembangunan jalan Nabire-Paniai juga telah dievakuasi untuk menjamin keselamatan mereka.
Aibon Kogoya, sebagai pemimpin dari kelompok KKB Kodap VIII Intan Jaya, diketahui memiliki peran aktif dalam serangkaian tindakan kekerasan di wilayah tersebut, menempatkan keamanan lokal dalam kondisi yang memprihatinkan. Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya perlindungan terhadap personel keamanan dan karyawan sipil yang beroperasi di daerah rawan tersebut. Terlepas dari upaya yang dilakukan untuk menangani situasi, tantangan dalam memerangi kelompok bersenjata ini masih terus menjadi isu utama dan mendesak.