Sumber foto: google

Semua Pengungsi Rohingya di Aceh Barat Kabur dari Penampungan

Tanggal: 3 Jun 2024 06:48 wib.
Semua pengungsi Rohingya yang sebelumnya ditampung sementara dalam tenda yang didirikan di areal Kantor Bupati Aceh Barat, dilaporkan telah kabur pada Sabtu (1/6/2024). Protection Associate UNHCR Indonesia Faisal Rahman menyebutkan, kaburnya pengungsi Rohingya dari tempat penampungan di Aceh Barat sudah lazim terjadi. Bagi pengungsi Rohingya, Aceh hanya sebagai tempat transit sementara. Hal ini menambah beban dan kompleksitas dalam menangani isu pengungsi di Indonesia, khususnya di Aceh Barat.

Kepala Bidang Keamanan dan Ketertiban (Trantib) Satpol PP Aceh Barat, Arsil mengatakan bahwa malam sebelum pengungsi Rohingya kabur, Meulaboh dan sekitarnya diguyur hujan deras. “Kemudian seluruh anggota piket yang sudah capek, istirahat. Pas paginya ketika mau ada apel, tendanya sudah kosong,” kata Arsil. Ada sekitar 27 pengungsi Rohingya yang ditampung sementara di kamp penampungan kompleks Kantor Bupati Aceh Barat. Mereka semua melarikan diri diperkirakan pada Sabtu sekitar pukul 04.30 WIB atau menjelang subuh di tengah hujan deras mengguyur Aceh Barat. Pengungsi Rohingya diduga memanfaatkan suasana hujan untuk kabur. Pihak keamanan setempat juga telah memperluas pencarian di luar wilayah penampungan untuk menemukan para pengungsi yang kabur.

Memang selama ini sudah sembilan kali warga Rohingya mencoba melarikan diri dari kamp pengungsian di kompleks Kantor Bupati Aceh Barat, namun hanya dua kali berhasil. Selebihnya digagalkan petugas. Sebelumnya 75 pengungsi Rohingya ditempatkan di kompleks Kantor Bupati Aceh Barat setelah dievakuasi dari perairan Aceh karena kapal mereka terbalik pada Maret 2024. Namun setelah dibawa ke kamp pengungsian, sebagian mereka kabur. Pada Sabtu dini hari, mereka melarikan diri secara berjamaah hingga meninggalkan tenda kosong.

Kaburnya semua pengungsi Rohingya ini juga menimbulkan kekhawatiran akan kondisi keamanan dan kesejahteraan mereka di dalam penampungan. Sejak pertama kali tiba di Aceh, para pengungsi Rohingya telah menghadapi berbagai tantangan, seperti kekurangan pangan, akses kesehatan yang terbatas, dan ketidakpastian akan masa depan mereka. Kaburnya mereka dari penampungan ini mungkin merupakan bentuk protes mereka terhadap kondisi di penampungan yang mereka anggap tidak layak.

Perlunya peningkatan pengawasan dan pengelolaan penampungan bagi para pengungsi Rohingya di Aceh Barat menjadi sangat penting. Pemerintah Indonesia, khususnya pemerintah daerah setempat, perlu meningkatkan koordinasi dalam mengelola penampungan, meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan, serta memberikan perlindungan yang memadai bagi para pengungsi Rohingya. Selain itu, kerja sama dengan berbagai lembaga dan organisasi kemanusiaan juga perlu ditingkatkan untuk memastikan bahwa kondisi para pengungsi Rohingya dapat diperbaiki.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved