Santi Sardi, Penyanyi “Menabung” Sekaligus Aktor Cilik Era 70-an, Tutup Usia di 56 Tahun
Tanggal: 12 Agu 2025 11:35 wib.
Dunia hiburan Indonesia kembali berduka. Santi Sardi, penyanyi yang melejit lewat lagu anak-anak legendaris “Menabung” karya Titiek Puspa, meninggal dunia pada usia 56 tahun. Kabar duka ini disampaikan langsung oleh sang adik, aktor Lukman Sardi, melalui akun Instagram @lukmansrd.
“Hi Mbak, tugas Mbak Santi sudah selesai di dunia ini... Meski rasa kehilangan begitu besar, tapi yang penting Mbak Santi udah nggak sakit lagi. Kita semua bakalan merindukan Mbak Santi,” tulis Lukman dalam unggahan yang diiringi foto-foto kenangan bersama sang kakak.
Melalui Instagram Story, Lukman mengungkapkan bahwa Santi yang memiliki nama lengkap Nour Ristanti binti Idris Sardi—meninggal di Rumah Sakit Kramat 128, Jakarta Pusat, pada Jumat (8/8) pukul 15.21 WIB. Prosesi pemakaman telah berlangsung pada Sabtu pagi di TPU Menteng Pulo, Blad AAI.
Unggahan Lukman turut memuat potret masa muda Santi, momen kebersamaan mereka semasa kecil, serta kenangan bersama sang ayah, maestro biola Idris Sardi. Dalam pesan perpisahan terakhirnya, Lukman menulis, “Sekarang Mbak Santi sudah tenang dalam kedamaian abadi... Rest in love, Mbak. Peluk erat buat Papa ya. Love you much, Mbak.”
Santi Sardi dikenal luas di era 1970-an sebagai penyanyi dan aktor cilik. Selain “Menabung”, ia mempopulerkan lagu-lagu anak ciptaan Titiek Puspa seperti “Mama No. 1 di Dunia”, “Sik Sik Musik Asyik”, dan “Putri Jeruk” yang hingga kini masih membekas di ingatan generasi yang tumbuh di masa itu.
Tak hanya di dunia tarik suara, Santi juga membintangi sejumlah film populer era 70–80-an, di antaranya Melawan Badai (1974), Selalu di Hatiku (1975), Jangan Menangis Mama (1977), hingga Senyum untuk Mama (1980). Sosoknya menjadi bagian penting dalam sejarah hiburan Indonesia, membawa warna dan keceriaan bagi dunia seni peran dan musik anak-anak.
Kepergian Santi Sardi meninggalkan rasa kehilangan mendalam, tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi penggemar yang tumbuh bersama karya-karyanya. Ia berpulang, namun jejaknya dalam musik dan film akan selalu menjadi bagian dari memori kolektif masyarakat Indonesia.