Sandiaga Uno: Kelayakan Kendaraan Penting dalam Study Tour
Tanggal: 16 Mei 2024 05:31 wib.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menegaskan pentingnya penekanan pada kelayakan kendaraan dalam acara study tour di sekolah-sekolah, terutama setelah terjadinya kecelakaan maut yang menimpa rombongan SMK Lingga Kencana Depok di Ciater, Subang, Jawa Barat. Menurutnya, perhatian terhadap pemilihan kendaraan dan fasilitas yang layak merupakan kunci utama untuk mencegah terulangnya tragedi serupa di masa depan.
"Kecelakaan maut di Ciater adalah sebuah pelajaran bahwa hal yang perlu diperhatikan bukanlah aktivitas study tour-nya, melainkan kelayakan kendaraan, fasilitas, dan sumber daya manusianya," ungkap Sandiaga melalui unggahannya di akun Instagram pribadinya @sandiuno pada Selasa (14/5). Ia juga mengimbau agar pihak sekolah lebih berhati-hati dalam memilih kendaraan yang digunakan untuk kegiatan study tour.
"Saya imbau kepada instansi atau organisasi yang akan mengadakan study tour, pastikan kendaraan yang akan digunakan dalam kondisi yang layak dan sesuai dengan aturan pemerintah," tegasnya.
Kecelakaan tersebut terjadi pada Sabtu (11/5) sekitar pukul 18.45 WIB di jalanan menurun di Ciater, Subang, yang melibatkan lima kendaraan, antara lain bus Trans Putera Fajar bernomor polisi AD-7524-OG, mobil Daihatsu Feroza di lajur Subang arah Bandung, serta tiga sepeda motor. Insiden tersebut menelan korban jiwa sebanyak 11 orang, termasuk sembilan pelajar dan seorang guru dari SMK Lingga Kencana Depok, serta satu pengendara motor warga Subang.
Polisi menetapkan sopir bus Putera Fajar, bernama Sadira, sebagai tersangka dalam kasus kecelakaan maut ini setelah mengumpulkan sejumlah bukti dan keterangan saksi, termasuk saksi ahli serta dokumen hasil pemeriksaan medis. Kombes Wibowo, Dirlantas Polda Jabar, menjelaskan bahwa penetapan tersangka dilakukan berdasarkan Pasal 184 KUHAP setelah proses penyelidikan dan pemeriksaan yang teliti.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga turut menyoroti masalah ini dengan meminta Polri untuk menindak perusahaan otobus (PO) yang memiliki pool atau tempat berkumpul sendiri-sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa kecelakaan tersebut menimbulkan dampak yang cukup serius di kalangan pejabat terkait dan memicu responsif mereka terhadap rendahnya standar keselamatan transportasi di Indonesia.
Konten ini menunjukkan kebutuhan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan dalam transportasi, khususnya berkaitan dengan kegiatan sekolah seperti study tour. Sandiaga Uno menyuarakan keprihatinannya terhadap rencana study tour yang tidak diiringi dengan perhatian yang memadai terhadap aspek keselamatan. Menurutnya, pemilihan kendaraan yang layak dan sesuai aturan menjadi landasan utama yang harus dipegang teguh untuk mencegah terjadinya kecelakaan serupa di masa depan.
Dalam konteks ini, penekanan pada regulasi dan pemantauan terhadap perusahaan otobus juga menjadi penting. Hal ini merupakan penegasan bahwa aspek keselamatan transportasi tidak hanya terkait dengan individu atau sekolah yang melakukan kegiatan study tour, tetapi juga melibatkan seluruh sistem transportasi yang terlibat. Perusahaan otobus yang menyelenggarakan layanan bus pariwisata juga perlu memastikan bahwa kendaraan yang mereka sediakan memenuhi standar keselamatan yang ditetapkan pemerintah.
Data dan fakta terkait kecelakaan tersebut juga menjadi poin penting dalam memperkuat argumen Sandiaga Uno. Fakta bahwa kecelakaan ini melibatkan lima kendaraan dan menelan korban jiwa yang jumlahnya cukup besar menjadi landasan empiris yang menguatkan pernyataan Sandiaga Uno. Sebagai seorang menteri yang memiliki tanggung jawab terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, keterlibatan Sandiaga Uno dalam isu tersebut menunjukkan keprihatinannya terhadap keselamatan dan perlindungan konsumen di sektor pariwisata.
Pentingnya penekanan pada kelayakan kendaraan juga dapat menjadi dasar untuk penyusunan kebijakan yang lebih berfokus pada kontrol dan pemantauan terhadap kendaraan-kendaraan yang digunakan dalam berbagai kegiatan wisata, termasuk study tour. Selain itu, adanya kasus seperti kecelakaan di Ciater, Subang, dapat menjadi momentum bagi pemerintah dan institusi terkait untuk melakukan evaluasi dan pembenahan regulasi guna meningkatkan keselamatan dalam kegiatan pariwisata dan sektor transportasi lainnya.