Salatiga Dinobatkan sebagai Kota Paling Toleran di Indonesia 2024 oleh SETARA Institute
Tanggal: 28 Mei 2025 20:14 wib.
Tampang.com | Kota Salatiga, Jawa Tengah, berhasil meraih predikat sebagai kota paling toleran di Indonesia tahun 2024, berdasarkan laporan Indeks Kota Toleran (IKT) yang dirilis oleh SETARA Institute. Capaian ini menunjukkan komitmen dan inovasi progresif kota tersebut dalam memajukan toleransi.
“Pada tahun 2024, Kota Salatiga melakukan inovasi progresif dalam pemajuan toleransi,” ujar Direktur Eksekutif SETARA Institute, Halili Hasan, dalam keterangannya, Selasa (27/5/2025). Salatiga meraih skor 6,544, unggul tipis dari kota Singkawang, Kalimantan Barat, yang menempati peringkat kedua dengan skor 6,420.
Halili menjelaskan, inovasi yang dihadirkan Salatiga tahun ini berupa produk hukum promotif terhadap toleransi, yakni Peraturan Daerah (Perda) Nomor 10 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Toleransi Bermasyarakat dan Penanganan Konflik Sosial. Ini menjadi bukti nyata upaya pemerintah daerah dalam menciptakan ekosistem toleransi yang kuat.
Selain Salatiga, ada dua kota lain di Indonesia yang juga menghadirkan inovasi berupa produk hukum yang promotif terhadap toleransi, yaitu Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dan Mojokerto, Jawa Timur. Namun, kedua kota ini tidak masuk dalam peringkat sepuluh teratas kota paling toleran di Indonesia.
SETARA Institute menobatkan kota Semarang, Jawa Tengah, sebagai kota dengan indeks toleransi tertinggi nomor tiga dengan skor 6,356. Lalu, di peringkat keempat diisi oleh kota Magelang, Jawa Tengah, dengan raihan skor 6,248. Sementara itu, di peringkat kelima ada kota Pematang Siantar, Sumatera Utara, dengan skor 6,115.
Halili mengatakan, skor toleransi kota Pematang Siantar naik drastis di tahun 2024. Pasalnya, di tahun 2023, kota Pematang Siantar menempati peringkat ke-11. “Kenaikan peringkat ini ditopang kepemimpinan politik (political leadership) yang sangat promotif terhadap pembentukan ekosistem toleransi di Pematang Siantar,” jelasnya.
Kepemimpinan politik ini ikut menggerakkan kepemimpinan di dalam birokrasi pemerintahan dan juga di lingkup masyarakat agar selaras dengan agenda pemajuan toleransi. Kemudian, kota dengan indeks toleransi tertinggi di peringkat keenam diisi oleh kota Sukabumi, Jawa Barat, dengan skor 5,968. Lalu, di peringkat ketujuh ada Bekasi, Jawa Barat, dengan capaian skor 5,939.
Adapun, peringkat kedelapan diisi oleh Kediri, Jawa Timur, dengan skor 5,925. Peringkat kesembilan ditempati oleh Manado, Sulawesi Utara, dengan skor 5,912. Dan, di peringkat ke-10 diisi oleh kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, dengan skor 5,853.
Halili menjelaskan, ada delapan indikator yang diperhitungkan dalam penilaian indeks kota toleran tahun 2024 ini. Indikator-indikator ini antara lain, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), kebijakan pemerintah kota, peristiwa intoleransi, dinamika masyarakat sipil, pernyataan publik pemerintah kota, tindakan nyata pemerintah kota, heterogenitas agama, dan inklusi sosial keagamaan.
Halili mengatakan, indeks kota toleran ini diteliti berdasarkan sejumlah data yang diperoleh dari dokumen resmi pemerintah, yaitu data Badan Pusat Statistik (BPS), data Komnas Perempuan, data SETARA Institute, dan referensi media terpilih. Pengumpulan data juga dilakukan melalui kuesioner self-assessment kepada seluruh pemerintah kota. Sementara itu, jumlah kota yang menjadi objek kajian ada 94 kota dari total 98 kota di seluruh Indonesia. Empat kota yang tidak disebutkan merupakan kota administrasi di DKI Jakarta yang digabungkan penilaiannya menjadi satu, yaitu kota DKI Jakarta.