Rinjani Dilengkapi Undakan: Kemenpar Tegaskan Demi Keamanan dan Kelestarian Alam
Tanggal: 31 Jul 2025 07:39 wib.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menegaskan bahwa pembangunan undakan di jalur pendakian Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB), dilakukan demi memberikan kenyamanan dan keamanan lebih bagi para pendaki, tanpa mengorbankan kelestarian alam.
“Penting kami tegaskan bahwa perbaikan jalur ini dilakukan bukan dengan membangun tangga atau eskalator buatan, melainkan berupa undakan dari bahan alami agar tetap bersinergi dengan alam,” jelas Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto, di Jakarta, Selasa (29/7).
Pembuatan undakan ini difokuskan pada titik-titik jalur yang rawan, terutama di lintasan antara Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak, yang kerap menjadi jalur utama bagi para pendaki. Dengan adanya undakan, jalur yang tadinya curam, licin, dan rawan longsor kini menjadi lebih stabil dan mudah dipijak, sehingga secara signifikan akan mengurangi risiko kecelakaan pendakian.
Upaya ini digagas oleh Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) yang bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Kodim 1615 Lombok Timur, Yon Zipur 18/YKR, komunitas Rinjani Squad, porter lokal, serta para relawan. Sinergi ini menjadi bentuk nyata kolaborasi lintas sektor demi meningkatkan kualitas dan keselamatan wisata alam di Indonesia.
Terkait perbandingan dengan negara lain seperti China yang telah memasang eskalator di beberapa gunung untuk menarik wisatawan, Hariyanto menegaskan bahwa Indonesia mengedepankan prinsip keberlanjutan dan konservasi lingkungan. “Gunung Rinjani adalah kawasan rawan longsor dan aktivitas vulkanik. Infrastruktur berat seperti eskalator justru berisiko merusak lanskap dan mengancam keselamatan,” jelasnya.
Lebih dari itu, tantangan alam yang ada di Rinjani justru menjadi bagian dari pengalaman pendakian itu sendiri. Pemasangan tangga permanen atau fasilitas modern berlebihan, kata Hariyanto, bisa menghilangkan esensi petualangan yang selama ini menjadi magnet utama bagi para pecinta alam dan pendaki sejati.
Selain pembangunan undakan, Kemenparekraf juga tengah menggagas berbagai kebijakan pendukung guna memperkuat aspek keselamatan wisata pegunungan. Salah satunya adalah pengawasan ketat terhadap izin usaha wisata berbasis alam, seperti Perizinan Berusaha Pengusahaan Sarana Jasa Lingkungan Wisata Alam (PB-PSWA) dan Perizinan Penyediaan Jasa Wisata Alam (PB-PJWA).
“Keamanan adalah pondasi utama pariwisata yang berkualitas. Destinasi yang aman akan memberi rasa nyaman, sekaligus membangun citra positif yang menyebar dari mulut ke mulut,” kata Hariyanto. Ia menambahkan bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia, SOP pendakian, hingga evaluasi operator tur juga masuk dalam agenda pembenahan secara menyeluruh.
Kemenparekraf juga tengah merancang sistem pelatihan khusus bagi pemandu lokal, porter, dan pelaku usaha wisata lainnya, khususnya dalam hal keselamatan dan penanganan darurat. Semua ini ditujukan agar pariwisata gunung seperti Rinjani dapat berkembang tanpa mengabaikan aspek keberlanjutan, keselamatan, dan kepuasan wisatawan.
Upaya yang dilakukan di Gunung Rinjani disebut mencerminkan keseriusan Indonesia dalam mengembangkan wisata alam berbasis konservasi dan kualitas, sejalan dengan nilai-nilai ecotourism global yang tengah jadi sorotan dunia.