RI Teken Proyek Smelter Nikel Baru di Sulawesi, Targetkan Produksi Baterai Listrik Nasional
Tanggal: 28 Mei 2025 23:13 wib.
Tampang.com | Pemerintah Indonesia kembali menunjukkan keseriusannya dalam memperkuat hilirisasi sumber daya alam, dengan menandatangani proyek pembangunan smelter nikel baru di Sulawesi. Proyek ini menjadi bagian strategis dalam rantai produksi baterai kendaraan listrik nasional dan menegaskan posisi Indonesia sebagai pemain kunci di industri nikel global.
Smelter Terintegrasi Skala Besar
Smelter baru ini akan dibangun di kawasan industri terpadu di Sulawesi Tengah, dengan kapasitas pengolahan bijih nikel hingga 12 juta ton per tahun. Fasilitas tersebut tidak hanya mencakup pemurnian nikel, tetapi juga pengolahan lanjutan hingga menjadi bahan baku baterai seperti nickel sulfate dan mixed hydroxide precipitate (MHP).
Proyek ini melibatkan kerja sama antara perusahaan nasional dan mitra asing, namun dengan komitmen dominasi saham dipegang oleh Indonesia.
Langkah Nyata Menuju Kemandirian Energi
Smelter ini akan menjadi bagian penting dalam mendukung ekosistem kendaraan listrik dalam negeri. Pemerintah menargetkan bahwa bahan baku baterai bisa dipasok secara lokal mulai tahun 2027, sehingga mengurangi ketergantungan impor dan menekan biaya produksi kendaraan listrik.
Pihak Kementerian ESDM menyebut proyek ini sebagai “tulang punggung hilirisasi nikel” untuk masa depan industri otomotif berbasis listrik di Indonesia.
Dampak Ekonomi dan Penyerapan Tenaga Kerja
Pembangunan smelter nikel ini diperkirakan menyerap lebih dari 10.000 tenaga kerja selama masa konstruksi dan operasional. Selain itu, efek domino terhadap pertumbuhan UMKM lokal, infrastruktur pendukung, dan pelatihan tenaga kerja juga tengah dipersiapkan.
Pemerintah daerah berharap proyek ini bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat setempat, sekaligus mempercepat pembangunan kawasan ekonomi baru.
Isu Lingkungan Jadi Perhatian Serius
Meski disambut positif, pembangunan smelter juga diiringi kekhawatiran soal dampak lingkungan. Oleh karena itu, seluruh operasional smelter diwajibkan mematuhi standar lingkungan ketat dan menerapkan teknologi ramah lingkungan seperti sistem pemrosesan limbah tertutup dan pemanfaatan energi terbarukan untuk sebagian operasinya.