Sumber foto: iStock

RI Bareng Rusia Bangun Kilang, Ini Kabar Terbarunya

Tanggal: 22 Jul 2024 18:38 wib.
Subholding PT Pertamina (Persero) Refining & Petrochemical, yaitu PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), membocorkan kabar terbaru tentang kerja sama dengan perusahaan asal Rusia, Rosneft. Mereka telah membuka informasi terkait progres proyek New Grass Root Refinery (NGRR) kilang Tuban dalam proses lelang. 

Menurut Direktur Utama PT KPI, Taufik Aditiyawarman, progres dari proyek NGRR kilang Tuban masih dalam proses lelang. "Masih proses lelang," jawab Taufik saat ditanya progres Financial Investment Decision (FID) Kilang Tuban, saat ditemui di Gedung Grha Pertamina, Jakarta, dikutip Senin (22/7/2024).

Taufik juga menyebutkan bahwa pihaknya telah menyiapkan tender untuk paket engineering, procurement, and construction (EPC) dengan anggaran yang telah dikeluarkan sekitar US$ 538 juta.

"Untuk FID tentunya paralel ya, paralel kita persiapkan untuk FID prosesnya, sambil nanti nunggu hasil daripada lelang EPC yang diharapkan sih bisa dalam tahun ini ya hasilnya untuk memastikan final numbers-nya di keekonomian itu seperti apa. Sehingga nanti harusnya di kuartal 1 lah, kuartal 1-2025 atau kuartal 4-2024 ini sudah bisa FID datanya," kata Taufik dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, dikutip Kamis (21/3/2024).

Taufik menambahkan bahwa nilai investasi untuk Kilang Tuban mencapai US$ 21 miliar atau sekitar Rp 315 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.000 per US$). Proyek ini merupakan proyek patungan antara Pertamina (55%) dan perusahaan minyak asal Rusia, Rosneft (45%). "GRR Tuban itu lebih besar lagi US$ 21 miliar, jika tidak salah," kata Taufik.

Dari data Pertamina, proyek kilang ini ditargetkan bisa memproduksi bahan bakar minyak dengan standar Euro V dan menghasilkan 12,8 juta kilo liter (kl) per tahun, yang mencakup avtur sebanyak 1,49 juta kl, diesel 5,2 juta kl, RON 92 5,95 juta kl, dan RON 95 0,16 juta kl.RI Bareng Rusia Bangun Kilang, Ini Kabar Terbarunya

Selain itu, kilang Tuban juga direncanakan dapat memproduksi 4,70 juta ton petrokimia per tahun, yang terdiri dari 1,3 juta ton paraxylene, 510 ribu ton styrene, 650 ribu ton LLDPE/HDPE, 1,16 juta ton polypropylene, 407 ribu ton sulfur, 500 ribu ton MEG, dan 173 ribu ton MTBE setiap tahun.

Ini menunjukkan bahwa kerja sama antara PT Pertamina Refining & Petrochemical dengan perusahaan Rusia, Rosneft, adalah langkah strategis dalam mengembangkan industri minyak dan gas di Indonesia. Diharapkan investasi ini dapat memberikan kontribusi positif dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional, memperluas lapangan kerja, dan menggerakkan perekonomian di sekitar wilayah proyek. Hal ini tentu akan membawa dampak yang signifikan dalam meningkatkan kedaulatan energinegara.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved