Respon Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Terhadap Keluhan Tenda Jemaah Haji: Mina dari Dulu Seperti Itu
Tanggal: 20 Jun 2024 10:40 wib.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas merespons keluhan tenda jemaah haji Indonesia di Mina, Arab Saudi. Dalam merespons kritik terkait ruang yang tersedia untuk jemaah di tenda hanya 0,8 meter per-orang, Yaqut menjelaskan bahwa wilayah Mina sangat terbatas. Dengan kuota 213.320 jemaah, maka ruang yang tersedia kurang dari 0,8 meter persegi per orang.
Yaqut menjelaskan bahwa Mina sejak lama memang sudah memiliki kepadatan yang menjadi isu utama sejak kuota kembali normal pada tahun 2017. Sehingga, menerima tambahan kuota selalu menjadi berkah sekaligus tantangan. Dalam keterbatasan wilayah, terdapat tantangan kenyamanan, bahkan keselamatan jiwa yang perlu menjadi pertimbangan.
Meskipun demikian, Yaqut menyatakan bersyukur karena proses puncak haji berjalan lancar. Dinamika di Mina telah menjadi bagian yang akan dievaluasi oleh Kementerian Agama. Lebih lanjut, Yaqut menyebut pihaknya akan segera menggelar evaluasi atas penyelenggaraan haji tahun ini. Terdapat sejumlah catatan yang akan menjadi bahan perbaikan untuk musim haji mendatang. Kementerian Agama akan tetap berupaya untuk memberikan kuota tambahan dalam jumlah yang terukur agar tetap menjaga kenyamanan dan keselamatan jemaah.
Penyelenggaraan ibadah haji merupakan suatu hal yang penting bagi Indonesia. Tahun depan, Indonesia kembali mendapat kuota 221.000 jemaah pada operasional haji 1446 Hijriah/2025. Kepastian kuota haji 2025 diperoleh setelah Yaqut menghadiri Tasyakuran Penutupan Penyelenggaraan Ibadah Haji 1445 H dan Pemberian Kuota Haji 1446 H.
Yaqut menilai penyelenggaraan ibadah haji 2024 ini berjalan sukses. Beberapa indikator keberhasilan yang dijabarkan oleh Yaqut antara lain, pelayanan jemaah pada fase kedatangan berjalan lancar. Kuota jemaah haji reguler sebanyak 213.320 jemaah terserap optimal, hanya menyisakan 45 jemaah yang tidak bisa digantikan karena proses visa sudah ditutup. Hal ini mencerminkan bahwa angka kuota tidak terserap merupakan yang terkecil dalam lebih dari 10 tahun penyelenggaraan ibadah haji.
Selain itu, proses pelayanan jemaah pada fase kedatangan juga berjalan lancar, baik di Madinah maupun Makkah. Jemaah bisa mendapatkan layanan katering, transportasi, akomodasi, termasuk pelindungan jemaah, dan bimbingan ibadah. Layanan fast track untuk kali pertama di tiga embarkasi, Jakarta, Solo, dan Surabaya juga berjalan lancar. Layanan katering bahkan bisa tetap diberikan hingga jelang puncak haji. Ini juga kali pertama dilakukan dalam kuota normal, setelah sebelumnya diterapkan pada 2022.
Indikator ketiga menurut Yaqut, proses puncak haji berjalan lancar. Ikhtiar mitigasi yang dilakukan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bersama otoritas Saudi berhasil memperlancar proses pergerakan jemaah dari Arafah ke Muzdalifah dan Mina. Skema murur atau melintas di Muzdalifah mendapat apresiasi. Jemaah bisa diberangkatkan lebih awal, jam 07.37 waktu Saudi sudah tidak ada di Muzdalifah.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR sekaligus Ketua Tim Pengawas (Timwas) Haji RI Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyampaikan kritik keras terkait kondisi tenda jemaah haji Indonesia di Mina yang sempit dan tak sesuai kapasitas. Menurutnya, tenda dengan pengguna berlebihan ini mengakibatkan banyak jemaah yang tidak kebagian tempat tidur di dalam tenda.
Cak Imin juga mendapatkan informasi adanya tenda lain yang justru lebih luas. Menurutnya, hal ini tidak adil. Dia pun mengusulkan ke depannya agar tenda harus sama ukurannya.
Demikianlah respons Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas terhadap keluhan tenda jemaah haji di Mina. Walaupun terdapat kritik terkait kenyamanan dan keselamatan jemaah, pihak Kementerian Agama tetap berkomitmen untuk terus melakukan evaluasi dan perbaikan demi penyelenggaraan ibadah haji yang lebih baik. Semoga penyelenggaraan ibadah haji di masa depan dapat mengakomodasi kebutuhan jemaah dengan lebih baik lagi.