Rencana IPO Anak Usaha Chandra Asri (TPIA) Milik Orang Terkaya Indonesia
Tanggal: 5 Feb 2025 18:45 wib.
Tampang.com | PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), emiten yang dimiliki oleh orang terkaya nomor satu di Indonesia, Prajogo Pangestu, tengah mempersiapkan langkah besar dengan rencana melakukan penawaran umum perdana (IPO) bagi anak usahanya, yaitu PT Chandra Daya Investasi (CDI). Kabar tersebut semakin kukuh seiring dengan serangkaian aksi korporasi yang diambil oleh perusahaan tersebut.
Kepala Riset Institutional Equity di Ciptadana Sekuritas Asia, Yehezkiel Christian, mencatat bahwa dari IPO ini, TPIA berpeluang besar untuk menjalin sinergi yang lebih kuat serta meningkatkan efisiensi dalam operasional perusahaan. Tidak hanya untuk memperkuat struktur permodalan, rencana ini juga diharapkan akan memberikan fleksibilitas yang lebih baik dalam pengelolaan keuangan.
Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan kepada publik, manajemen TPIA telah mengonfirmasi bahwa CDI akan menjadi fokus IPO mendatang, mengingat perusahaan ini bergerak di sektor investasi, khususnya dalam bidang infrastruktur. Menurut Erri Dewi Riani, selaku General Manager of Legal & Corporate Secretary, CDI dipandang sebagai pendorong pertumbuhan bagi Chandra Asri Group, dengan prospek yang sangat menjanjikan dalam industri infrastruktur.
Mengenai kinerja Chandra Asri secara keseluruhan, Yehezkiel menyoroti bahwa perusahaan telah mengambil beberapa langkah strategis, termasuk akuisisi kilang, yang dianggap akan membantu mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku dan menyederhanakan rantai pasokan. Salah satu akuisisi yang signifikan adalah Shell Energy and Chemicals Park (SECP) yang terletak di Singapura. Dengan adanya akuisisi ini, TPIA berambisi untuk menjadi salah satu perusahaan petrokimia terbesar di Asia Tenggara.
Direktur TPIA, Edi Riva’i, mengungkapkan bahwa dengan tambahan kapasitas yang diperoleh dari SECP, perusahaan berharap untuk mencatat pertumbuhan pendapatan yang pesat, bahkan bisa mencapai lima kali lipat bertambahnya pendapatan antara tahun 2024 hingga 2026. SECP sendiri memiliki infrastruktur yang mencakup kilang dengan kapasitas pengolahan 237.000 barel per hari serta ethylene cracker dengan kapasitas 1,1 juta metrik ton per tahun. Dengan demikian, proyek ini diharapkan akan berkontribusi besar bagi pencapaian target produksi serta pertumbuhan laba yang berkelanjutan bagi TPIA.
Lebih jauh, Edi Riva’i menambahkan bahwa akuisisi ini dijadwalkan mendongkrak pertumbuhan rata-rata tahunan perusahaan hingga 106,7% pada periode 2024-2026. Angka tersebut jelas menunjukkan lonjakan signifikan dibandingkan dengan pertumbuhan rata-rata tahunan sebelumnya. Selain itu, TPIA juga telah memperoleh pengakuan sebagai Objek Vital Nasional Bidang Industri (OVNI) untuk pabrik petrokimia yang terletak di Ciwandan, Banten. Keputusan ini disetujui oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia dan menunjukkan pentingnya pabrik ini dalam kerangka industri nasional.
Pabrik di Ciwandan ini terkenal sebagai satu-satunya fasilitas Naphta Cracker di Indonesia yang menghasilkan berbagai produk petrokimia penting, termasuk Olefin (Ethylene dan Propylene), Polyolefin (Polyethylene dan Polypropylene), serta produk lainnya seperti Pygas dan Mixed-C4. Keberadaan pabrik ini memperkuat posisi Chandra Asri dalam rantai pasokan baik di pasar domestik maupun internasional, memfasilitasi kebutuhan berbagai industri yang berbeda.
Dalam konteks ini, rencana IPO CDI tidak hanya sekadar langkah untuk mendapatkan dana tambahan, tetapi juga merupakan bagian dari strategi besar untuk menumbuhkan kapasitas dan mengoptimalkan potensi perusahaan di masa depan. Dengan prospek yang menjanjikan dan dukungan struktur yang kuat, TPIA menunjukkan komitmen yang serius untuk bergerak maju dan menghadapi tantangan di industri yang semakin kompetitif ini.