Sumber foto: website

Remaja di Bogor Ditemukan Tewas Tergantung, Sempat Keluhkan Sakit Perut ke Pacar

Tanggal: 28 Jul 2024 11:20 wib.
Seorang remaja laki-laki berusia 18 tahun ditemukan tewas tergantung di mess atau asrama pekerja peternakan di Desa Sukasari, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Korban diduga mengakhiri hidupnya akibat putus asa akibat sakit perut yang dideritanya.

   Kapolsek Rumpin AKBP Sumijo menjelaskan bahwa peristiwa itu terjadi pada Jumat (26/7/2024) malam sekitar pukul 19.30 WIB. Korban ditemukan oleh pacarnya yang berinisial S (16). Sebelum kejadian, korban meminta pacarnya datang ke tempat tersebut untuk curhat mengenai sakit perut yang dialaminya.

Pacar korban, S, mengonfirmasi bahwa sebelum kepergiannya korban menyatakan ingin curhat tentang sakit perutnya. Namun, ketika tiba di lokasi, ia menemukan korban sudah tergantung dengan leher dililit kabel listrik di plafon.

Dari hasil olah TKP, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Namun, berdasarkan keterangan pihak keluarga, diketahui bahwa AK sudah merasa putus asa dengan kondisi sakitnya.

   Polisi menyatakan bahwa jenazah AK sudah diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan. Keluarga menolak otopsi dan menerima kejadian itu sebagai musibah. Ayah korban menjelaskan bahwa anaknya baru saja mengeluhkan sakit perut, terutama setelah bekerja di peternakan selama setahun.

Kejadian ini seharusnya menjadi pemicu untuk lebih meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan fisik terutama pada kalangan remaja. Pemerintah, lembaga kesehatan, dan sekolah-sekolah diharapkan meningkatkan sosialisasi dan layanan terkait dengan kesehatan mental dan kesehatan fisik, terutama bagi para remaja. Kondisi tersebut menjadi perhatian serius, terutama dalam menjaga keseimbangan dan kesejahteraan emosional remaja.

   Mengutip data dari Kementerian Kesehatan RI, gangguan kesehatan mental pada remaja merupakan masalah serius di Indonesia. Data tersebut menunjukkan bahwa sekitar 1 dari 4 remaja di Indonesia mengalami gangguan kesehatan mental. Rasa putus asa, kecemasan, depresi, dan tekanan emosional dapat membawa dampak serius bagi kesehatan remaja, bahkan mendorong mereka untuk mengambil tindakan-tindakan ekstrem, seperti bunuh diri.

Upaya preventif dan intervensi yang komprehensif diperlukan untuk mencegah kasus bunuh diri di kalangan remaja. Sekolah-sekolah diharapkan menyelenggarakan program kesehatan mental, mengintegrasikan kesehatan mental ke dalam kurikulum pendidikan, serta memberikan akses dan dukungan kepada siswa yang membutuhkan bantuan.

   Selain itu, perlu adanya koordinasi aktif antara pemerintah, lembaga kesehatan, dan keluarga untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya mendengar dan memahami kebutuhan kesehatan mereka. Pakar kesehatan menyatakan bahwa kerjasama antar lembaga dan komunitas sangat penting untuk memberikan dukungan kepada remaja yang mengalami tekanan mental.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved