Rekor Baru: 14 Tokoh Terima Tanda Kehormatan Bidang Kebudayaan 2025
Tanggal: 1 Sep 2025 14:25 wib.
Tahun 2025 mencatatkan sejarah baru dalam perjalanan apresiasi negara terhadap insan budaya. Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan bahwa jumlah penerima Tanda Kehormatan tahun ini mencapai 14 orang, angka tertinggi sepanjang sejarah penganugerahan di bidang kebudayaan. Menurutnya, capaian ini bukan hanya angka semata, melainkan refleksi nyata dari komitmen negara dalam menghargai jasa besar para seniman, budayawan, arkeolog, hingga tokoh kebudayaan yang telah mendedikasikan hidup mereka bagi pemajuan peradaban bangsa.
“Tahun ini menjadi catatan tersendiri karena jumlah penerima penghargaan dari kalangan seniman dan budayawan mencapai 14 orang, jumlah terbesar sepanjang sejarah,” ujar Menbud dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis. Ia menegaskan, penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang Sipil yang disampaikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia bukanlah sekadar seremoni. Lebih dari itu, penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan negara atas kerja keras, kreativitas, serta dedikasi para pelaku budaya yang warisannya telah membentuk identitas bangsa Indonesia.
Nama-nama besar yang dianugerahi penghormatan tahun ini berasal dari beragam latar belakang seni dan budaya. Dari dunia sastra, ada sastrawan senior Taufiq Ismail yang dikenal sebagai sosok penting dalam dunia kepenyairan Indonesia. Dari panggung musik, anugerah diberikan kepada penyanyi legendaris almarhumah Titiek Puspa, penyanyi keroncong Waldjinah, pencipta lagu perjuangan almarhum Cornel Simanjuntak, hingga musisi almarhum Idris Sardi dan almarhum Gombloh (Soedjarwoto Soemarsono).
Dari dunia seni pertunjukan, aktor sekaligus sutradara ternama Slamet Rahardjo serta aktris dan produser film Christine Hakim turut menerima penghormatan. Begitu juga budayawan dan penulis Muhammad Ainun Nadjib, seniman senior Soelaiman Mihardja atau Jaja Miharja, serta maestro patung I Nyoman Nuarta yang dikenal lewat karya-karya monumental termasuk patung Garuda Wisnu Kencana di Bali.
Sementara itu, dunia arkeologi dan sejarah juga mendapat tempat dengan dianugerahkannya penghormatan kepada almarhum Prof. Dr. R. Soekmono, sosok penting dalam kajian sejarah dan pelestarian warisan budaya Indonesia. Dari dunia pers dan sastra, penghargaan diberikan kepada almarhum Mochtar Lubis, pendiri Majalah Horison yang menjadi tonggak penting perkembangan sastra dan pemikiran kritis di Indonesia. Selain itu, tokoh besar lainnya yang turut mendapat apresiasi adalah seniman serba bisa almarhum Benyamin Sueb, yang dikenal lewat karya-karya musik, film, dan komedi yang membumi di hati masyarakat.
Menbud Fadli Zon menekankan bahwa penghargaan ini sejatinya adalah implementasi dari amanat konstitusi. Dalam UUD 1945 Pasal 32 Ayat 1 jelas disebutkan bahwa negara memiliki kewajiban untuk memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia sekaligus menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai budayanya. Dengan demikian, penganugerahan ini menjadi simbol nyata bagaimana negara hadir untuk menjaga warisan budaya, memberi ruang pada kreativitas, sekaligus mengapresiasi dedikasi mereka yang telah mewarnai perjalanan bangsa.
Tidak hanya kepada para seniman dan budayawan, Presiden Prabowo Subianto juga turut menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Utama kepada Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, atas pengabdian dan dedikasinya dalam memajukan kebudayaan nasional. Pemberian penghargaan kepada Menbud sendiri menjadi penegasan bahwa peran kementerian dalam menjaga, mempromosikan, dan mengembangkan budaya Indonesia diakui sebagai kontribusi vital bagi masa depan bangsa.
Dengan 14 penerima yang berasal dari lintas generasi dan lintas disiplin, tahun ini tercatat sebagai salah satu momentum penting dalam perjalanan kebudayaan Indonesia. Penganugerahan tersebut tidak hanya menjadi bentuk apresiasi, tetapi juga inspirasi bagi generasi muda untuk terus berkarya, melestarikan, dan mengembangkan budaya Indonesia agar tetap hidup, relevan, dan mendunia.