Rayuan M Menjerat Korbannya, Investasi Palsu Merugikan Warga Johar Baru Ratusan Juta Rupiah
Tanggal: 22 Mei 2025 09:46 wib.
Tampang.com | Di balik pesona dan rayuan manis seorang perempuan berinisial M (37), tersimpan kisah kelam bagi dua warga Johar Baru, Jakarta Pusat, yang terjebak dalam skema investasi bodong. Akibatnya, mereka mengalami kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
M berhasil ditangkap polisi di rumah kontrakannya di Jalan Tanah Tinggi XII, Johar Baru, pada Jumat (9/5/2025), menyusul laporan dari para korban yang sudah menunggu kejelasan dana mereka selama berbulan-bulan. Penangkapan ini menjadi titik terang bagi para korban yang selama ini merasa tertipu.
Salah satu korban, WN, mengaku mulai tergiur pada pertengahan 2023 ketika M menawarkan investasi emas dengan skema multi level marketing (MLM). Dengan janji keuntungan tetap Rp 500.000 per bulan dari modal awal Rp 10 juta, WN akhirnya menyetor dana hingga Rp 70 juta. “Saya tergoda dengan tawaran investasi emas MLM yang katanya memberikan keuntungan rutin setiap bulan,” ungkap WN.
Namun, keuntungan yang dijanjikan tak pernah datang. Alih-alih membayar, M memberi alasan beragam, termasuk dalih uang sudah “dipakai masuk ke dalam hutan,” yang tak masuk akal tetapi berhasil menunda kecurigaan korban.
Tak hanya itu, M juga mengembangkan modus baru dengan menawarkan bisnis grosir minyak goreng dan tepung. Korban kedua, MRM, percaya dan menyetorkan modal Rp 40 juta dengan janji keuntungan Rp 19.000 per karton, namun hingga delapan bulan berlalu, tidak ada hasil yang didapatkan.
Polisi mengamankan dua buku catatan penerimaan uang dan surat perjanjian investasi sebagai barang bukti. M kini ditahan dan dijerat Pasal 372 dan 378 KUHP terkait penggelapan dan penipuan dengan ancaman hukuman hingga empat tahun penjara.
Kasus ini menjadi peringatan bagi masyarakat agar selalu berhati-hati terhadap tawaran investasi yang menjanjikan keuntungan tetap tanpa kejelasan usaha dan legalitas. Menurut AKP Mohamad Rasid dari Polsek Johar Baru, penyidikan masih berlangsung dan kemungkinan ada korban lain yang belum melapor.