Pulau Suaka Orangutan Resmi Dibangun di IKN, Komitmen Nyata untuk Konservasi
Tanggal: 9 Apr 2025 22:52 wib.
Tampang.com | Di tengah gegap gempita pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), komitmen terhadap pelestarian lingkungan tetap menjadi prioritas. Salah satu langkah konkret yang baru saja dimulai adalah pembangunan Pulau Suaka Orangutan di Pulau Kelawasan, Teluk Balikpapan, sebagai rumah baru bagi orangutan jantan dominan yang tak bisa dilepasliarkan kembali ke alam.
Kerja Sama Tiga Pihak: IKN, Kementerian Kehutanan, dan YAD
Proyek ini merupakan hasil kolaborasi antara Otorita IKN, Kementerian Kehutanan, dan Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD). Dalam acara syukuran yang digelar Rabu, 9 April 2025, di Pusat Suaka Orangutan (PSO) Arsari, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, komitmen bersama untuk konservasi satwa langka ini ditegaskan secara resmi.
Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono menyampaikan apresiasi atas inisiatif YAD. Ia berharap kerja sama ini terus berlanjut sejalan dengan visi IKN sebagai kota berkelanjutan yang berpihak pada ekosistem.
Hashim Djojohadikusumo, Tokoh di Balik Proyek Konservasi
Sosok sentral dalam proyek ini adalah Hashim Djojohadikusumo, Ketua Yayasan Arsari sekaligus pegiat lingkungan. Ia mengungkapkan bahwa gagasan suaka ini muncul dari keprihatinan atas nasib orangutan dewasa yang rentan mati jika dilepas ke alam liar karena tak mampu bersaing mencari makan.
“Kami ingin menciptakan lingkungan yang nyaman dan alami bagi mereka. Pulau Kelawasan menjadi pilihan karena ekosistemnya yang kaya dan cocok untuk kehidupan orangutan,” ujar Hashim.
Fasilitas Lengkap, Dirancang Sesuai Habitat Asli
Pulau Kelawasan seluas 14 hektar kini resmi berstatus sebagai kawasan lindung. Di dalamnya akan dibangun berbagai fasilitas yang mendukung kehidupan para orangutan, antara lain:
Shelter: tempat perlindungan dari cuaca ekstrem
Feeding Platform: area pemberian makanan rutin
Feeding Plus: zona khusus untuk pemeriksaan kesehatan dan perawatan
Kolam Air Minum: sumber hidrasi alami yang mendekati habitat aslinya
Desain ini dirancang agar orangutan tetap dapat berperilaku alami meski dalam pengawasan manusia.
Lebih dari Sekadar Penampungan
Hashim menegaskan bahwa suaka ini bukan sekadar tempat penampungan, melainkan bentuk tanggung jawab moral terhadap satwa endemik Indonesia yang semakin terancam. Ia berharap Pulau Suaka Orangutan ini menjadi awal dari gerakan konservasi yang lebih luas, sejalan dengan visi hijau IKN.
“Kami ingin mereka hidup senyaman mungkin di alam terbuka yang menyerupai habitat asli mereka,” tambahnya.
Langkah Strategis Menuju IKN yang Berwawasan Lingkungan
Pembangunan suaka ini menjadi simbol kuat bahwa pembangunan kota dan pelestarian alam bisa berjalan beriringan. Pulau Kelawasan kini tak hanya menjadi rumah bagi orangutan, tapi juga ikon baru konservasi di jantung ibu kota masa depan Indonesia.
Langkah ini diharapkan bisa menginspirasi kolaborasi serupa di berbagai wilayah lainnya, sekaligus menjadi contoh nyata bahwa pembangunan berkelanjutan bukan sekadar jargon, melainkan aksi konkret.