PT Sanken Indonesia Akan Resmi Ditutup. Setelah Lebih Dari 29 Tahun Beroperasi Di Pasar Industri Elektronik
Tanggal: 24 Feb 2025 21:42 wib.
Tampang.com | Pada bulan Februari 2025, melalui platform Online Single Submission (OSS) atau sistem perizinan online, diumumkan bahwa PT Sanken Indonesia akan resmi ditutup. Setelah lebih dari 29 tahun beroperasi di pasar industri elektronik, perusahaan ini dijadwalkan untuk menutup kegiatan operasionalnya pada bulan Juni 2025. Keputusan ini diambil berdasarkan berbagai pertimbangan, termasuk permintaan dari perusahaan induknya yang berada di Jepang.
Penutupan PT Sanken Indonesia, yang memiliki 24 cabang dan pabrik yang luasnya mencapai ribuan hektar, tentu akan memberikan dampak signifikan bagi pasar elektronik di Indonesia. Sanken dikenal sebagai salah satu produsen komponen elektronik terbesar di tanah air, dan produk-produk mereka mencakup berbagai kebutuhan konsumen, mulai dari mesin cuci, dispenser air, lemari es, televisi LED, tabung, hingga pendingin udara (AC), pemanas air tenaga surya, serta alat-alat audio.
Produksi barang yang begitu beragam membuat produk Sanken sangat dikenal dan banyak beredar di masyarakat. Dengan berita penutupan ini, ada kemungkinan besar akan terjadi kekosongan pasokan suku cadang di industri elektronik lokal yang selama ini mengandalkan Sanken sebagai salah satu pemasok utama. Hal ini bisa berdampak pada industri kecil dan menengah yang bergantung kepada rantai pasokan lokal, alih-alih menggunakan suku cadang impor.
Selain itu, penutupan pabrik ini juga akan berdampak pada jumlah karyawan yang dipekerjakan. Sanken mempekerjakan ratusan orang, dan penutupan ini menyebabkan ancaman peningkatan angka pengangguran. Proses PHK bukan hanya mencakup karyawan tetap, tetapi juga pekerja kontrak dan ini menciptakan ketidakpastian bagi banyak orang. Dengan bertambahnya jumlah pengangguran, akan ada penurunan daya beli yang cukup signifikan dalam masyarakat. Hal ini tentunya akan berimbas pada peningkatan angka kemiskinan di sekeliling kita.
Karyawan yang kehilangan pekerjaan juga akan merasa terpaksa untuk melakukan reskilling atau belajar kembali agar dapat memenuhi syarat untuk pekerjaan baru. Namun, tantangan terbesar adalah menemukan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki, apalagi jika industri baru yang mereka coba masuki tidak relevan dengan pengalaman sebelumnya di Sanken.
Bane Raja Manalu, seorang anggota Komisi VII DPR, menyampaikan keprihatinannya mengenai dampak penutupan PT Sanken. Dia mengungkapkan bahwa langkah ini akan memiliki konsekuensi jauh lebih besar bagi industri Indonesia, dan pemerintah perlu menanggapi isu ini dengan langkah-langkah yang proaktif. Manalu menegaskan bahwa ada risiko serius deindustrialisasi yang mungkin terjadi sebagai akibat dari penutupan ini, sebagaimana dikutip dari berita Antara.
Dugaan terjadinya deindustrialisasi ini tentu bukan tanpa alasan, mengingat kontribusi berharga PT Sanken sebagai penyedia barang elektronik selama hampir tiga dekade. Perusahaan ini telah menjadi salah satu tiang penyangga dalam memenuhi kebutuhan barang elektronik di Indonesia. Oleh karena itu, penutupan Sanken menjadi sinyal peringatan bagi pemerintah untuk mengevaluasi kembali kebijakan yang diterapkan, demi keberlangsungan industri-industri lokal.
Meskipun Sanken telah mengumumkan rencana penutupan bukan karena kondisi iklim industri yang tidak menguntungkan, dampak dari keputusan ini diyakini akan sangat besar bagi sektor elektronik di tanah air. Kejadian ini pun menyiratkan perlunya perhatian lebih dari pihak pemerintah untuk mendukung dan melindungi industri lokal agar tetap produktif dan berdaya saing.