PSSI Mulai Cicil Utang Rp 70 Miliar
Tanggal: 13 Jun 2024 07:41 wib.
Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir memastikan PSSI mulai mencicil utang kepada pihak kreditur yang hingga saat ini masih tersisa senilai Rp 70 miliar.“Kami mulai lakukan pembayaran-pembayaran yang sempat tertunda, yaitu Rp 90 miliar. Kami sudah mulai cicil Rp 20 miliar. Masih ada Rp70 miliar,” kata Erick, Selasa (11/6/2024).
Ia mengemukakan hal itu berkaitan dengan pemanfaatan pendapatan PSSI yang diperoleh dari upaya komersialisasi sepak bola di Indonesia. Erick mengatakan, laporan keuangan PSSI sudah diaudit. Keputusan ini diambil setelah PSSI melakukan kajian mendalam terhadap keuangan organisasi dan mengutamakan keberlangsungan operasional PSSI pada masa mendatang.
Dari hasil audit tersebut, diketahui adanya pendapatan mencapai hampir Rp 700 miliar dengan porsi terbesar dari bantuan pemerintah senilai Rp300 miliar untuk kejuaraan Piala Dunia U17 2023. Sisanya, kata dia, PSSI berupaya memperoleh dana sendiri dan dari hasil yang sudah terkumpul terdapat dana lebih sekitar Rp 49 miliar.
Adapun, sebelumnya Anggota Exco PSSI Arya Sinulingga mengatakan tagihan utang ke PSSI meliputi hotel penginapan timnas saat pemusatan latihan, biaya tiket dan akomodasi untuk salah satu pemain naturalisasi. Arya juga mengisyaratkan bahwa beban utang yang harus dibayarkan berasal dari kepengurusan PSSI yang lama.
Mantan Presiden Inter Milan itu menjelaskan, bisa dikatakan ini adalah sejarah baru dalam pengelolaan keuangan PSSI karena mendapatkan keuntungan. Hal itu pun akan terus ditingkatkan lagi ke depan."Dari dana yang sudah dikumpulkan ini ada kelebihan. Kurang lebih Rp 49 miliar saya rasa pertama kali ini PSSI punya dana lebih. Sebagian dana kami kembalikan ke Asprov yang awalnya Rp 300 juta menjadi Rp 500 juta," katanya.
Dengan adanya langkah ini, diharapkan PSSI dapat kembali fokus pada pengembangan dan promosi sepak bola di Indonesia tanpa beban utang yang terlalu memberatkan. Keberhasilan PSSI dalam menyelesaikan utang ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi organisasi olahraga lainnya dalam menjaga kesehatan keuangan dan transparansi dalam pengelolaan dana yang diterima.