Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae Penuh Drama, Kemenhan Buka Suara soal Pembayaran
Tanggal: 10 Mei 2024 13:54 wib.
Kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan terkait proyek pembuatan pesawat tempur KF-21 Boramae belum mencapai titik temu. Indonesia mengajukan pengurangan pembayaran untuk proyek pengembangan menjadi sepertiga dari jumlah aslinya. Baru-baru ini Indonesia mengusulkan membayar total 600 miliar won.
Proyek pembangunan jet tempur KF-21 Boramae antara Indonesia dan Korea Selatan telah menjadi sorotan internasional akhir-akhir ini. Sebagai proyek kolaborasi kedua negara, proyek ini diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral dan juga membuka peluang bagi kedua negara untuk mengembangkan teknologi penerbangan militer. Namun, proyek ini kini sedang mengalami pasang surut dramatis, terutama dalam hal pembayaran yang menjadi permasalahan utama.
Menhan Indonesia, memberikan pernyataan terkait pembahasan proyek pembangunan pesawat tempur KF-21 Boramae baru-baru ini. Menhan mengungkapkan bahwa kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Korea Selatan terkait proyek ini belum mencapai titik temu. Indonesia mengusulkan untuk mengurangi pembayaran proyek pengembangan menjadi sepertiga dari jumlah aslinya. Hal ini tentu menjadi poin kontroversial, terutama mengingat pentingnya proyek ini bagi kedua negara.
Sebelumnya, Indonesia sepakat untuk membayar sekitar 1,3 triliun won kepada Korea Selatan untuk menjadi mitra dalam proyek pengembangan jet tempur KF-21 Boramae. Namun, usulan pengurangan pembayaran menjadi 600 miliar won tentu menimbulkan kekhawatiran dan pertanyaan dari pihak Korea Selatan. Meskipun begitu, pemerintah Indonesia tidak ingin gegabah dalam pembayaran proyek yang dinilai memiliki dampak strategis dalam keamanan nasional.
Keputusan Indonesia untuk mengurangi pembayaran proyek KF-21 Boramae tentu tidak lepas dari pertimbangan ekonomi dan keuangan yang sedang dihadapi oleh Indonesia akibat pandemi Covid-19. Namun, hal ini juga menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia masih memberikan prioritas yang tinggi terhadap proyek tersebut, meskipun dalam konteks pengurangan pembayaran.
Sejauh ini, pemerintah Korea Selatan belum memberikan tanggapan resmi terkait usulan pengurangan pembayaran ini. Namun, tentu saja hal ini menjadi sorotan dan perbincangan hangat di kalangan pejabat dan pengamat kedua negara. Bagaimanapun, kunci dari pertemuan ini adalah mencapai kesepakatan yang adil dan menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Dalam konteks ini, langkah diplomasi dan negosiasi akan memainkan peran krusial dalam menyelesaikan perbedaan pandangan antara Indonesia dan Korea Selatan terkait proyek pembangunan jet tempur KF-21 Boramae. Kedua negara harus mampu menemukan solusi yang dapat memuaskan kedua belah pihak, tanpa mengorbankan kualitas dan keamanan proyek tersebut.