Proyek Ambisius Pemerintah: Fadli Zon Ungkap Enam Alasan Penulisan Ulang Sejarah Indonesia
Tanggal: 26 Mei 2025 23:04 wib.
Tampang.com | Jakarta – Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon membeberkan enam alasan fundamental di balik proyek penulisan ulang sejarah Indonesia yang digagas pemerintah. Salah satu motivasi utamanya adalah untuk secara tegas menghapus bias kolonialisme yang selama ini mewarnai narasi sejarah nasional. "Yang pertama adalah menghapus bias kolonial dan menegaskan perspektif Indonesia sentris," ungkap Fadli, dalam Rapat Komisi X DPR RI, Jakarta, Senin (26/5/2025).
Bebas dari Bayang-bayang Kolonial di Usia 80 Tahun Kemerdekaan
Menurut Fadli, dengan usia Indonesia yang kini telah memasuki 80 tahun kemerdekaan, sudah saatnya bangsa ini benar-benar bebas dari pengaruh bias kolonial dalam penulisan sejarah. "Apalagi sekarang ini kita 80 tahun Indonesia merdeka, sudah saya kira waktunya kita memberikan satu pembebasan total dari bias kolonial ini dan menegaskan perspektif Indonesia sentris," ujar dia, menekankan urgensi perubahan perspektif historis ini.
Menjawab Tantangan Zaman dan Membentuk Identitas Kuat
Alasan kedua penulisan ulang sejarah Indonesia adalah untuk menjawab tantangan terbaru yang dihadapi bangsa di era kontemporer. Selanjutnya, alasan ketiga bertujuan untuk membentuk identitas nasional yang kuat di tengah dinamika global. Pemahaman sejarah yang kokoh diharapkan dapat menjadi fondasi bagi jati diri bangsa yang tidak mudah tergerus.
Menegaskan Otonomi dan Relevansi untuk Generasi Muda
Alasan keempat adalah menegaskan otonomi sejarah Indonesia, menunjukkan bahwa narasi bangsa ini berdiri mandiri dan tidak didikte oleh pandangan asing. "(Kelima) Kemudian relevansi untuk generasi muda," ujar Fadli, menyoroti bagaimana sejarah harus mampu berbicara kepada audiens yang lebih muda agar tetap relevan dan menarik.
Reinventing Indonesian Identity: Fondasi Jati Diri Bangsa
Alasan keenam, yang juga tak kalah penting, adalah "reinventing Indonesian identity". Ini merujuk pada upaya untuk meninjau kembali, memperkuat, dan memperbarui pemahaman tentang jati diri bangsa Indonesia melalui kacamata sejarah yang lebih komprehensif dan akurat. Proyek ini diharapkan dapat membantu generasi mendatang memahami akar dan perjalanan bangsanya dengan lebih baik.
Pembaharuan yang Telah Lama Dinanti
Fadli juga mengemukakan bahwa buku sejarah nasional Indonesia sudah sangat lama tidak diperbaharui. Ia mengungkapkan bahwa terakhir kali pemerintah melakukan penulisan ulang sejarah adalah 25 tahun yang lalu. "Lebih-lebih lagi karena kita terakhir menulis sejarah itu ya hingga 25 tahun yang lalu dan belum pernah ada lagi penulisan,” ujar dia, menunjukkan kebutuhan mendesak akan pembaruan data dan perspektif.
Target Rampung di Hari Kemerdekaan ke-80
Proyek penulisan ulang sejarah ini ditargetkan rampung pada 17 Agustus 2025, bertepatan dengan perayaan 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Penetapan target ini menunjukkan ambisi pemerintah untuk menghadirkan narasi sejarah baru sebagai kado istimewa di momen bersejarah tersebut.
Bantahan Istilah "Sejarah Resmi" dan Komitmen Integrasi Kurikulum
Dalam rapat yang sama, Fadli juga membantah adanya istilah "sejarah resmi" dalam konteks penulisan ulang ini. Ia menegaskan bahwa tujuan utama adalah memberikan perspektif yang lebih kaya dan akurat. Ia juga akan mengoordinasikan integrasi buku sejarah versi baru ini ke dalam kurikulum sekolah, memastikan bahwa materi yang diperbarui dapat segera diakses oleh siswa di seluruh Indonesia.
Daftar Jilid Buku Sejarah Versi Baru yang Akan Dimuat
Fadli turut mengungkap sejumlah judul jilid yang akan dimuat dalam buku sejarah versi baru ini, yang menunjukkan cakupan pembahasan yang luas dari masa ke masa. Daftar jilid tersebut meliputi: 1. Sejarah Awal Nusantara, 2. Nusantara dalam Jaringan Global: India dan China, 3. Nusantara dalam Jaringan Global: Timur Tengah, 4. Interaksi dengan Barat: Kompetisi dan Aliansi, dan 5. Respons Terhadap Penjajahan.
Kronologi Sejarah dari Pergerakan hingga Era Reformasi
Kemudian dilanjutkan dengan jilid-jilid yang membahas masa perjuangan dan perkembangan Indonesia modern, yakni: 6. Pergerakan Kebangsaan, 7. Perang Kemerdekaan Indonesia, 8. Masa Bergejolak dan Ancaman Integrasi, 9. Orde Baru (1967-1998), dan 10. Era Reformasi (1999-2024). Penulisan ini diharapkan memberikan gambaran utuh dan terpadu mengenai perjalanan panjang bangsa Indonesia.