Prosedur Program MBG di NTT Ditingkatkan Usai Insiden Keracunan
Tanggal: 11 Agu 2025 09:26 wib.
Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) memastikan prosedur operasi standar program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Nusa Tenggara Timur akan diperketat pasca-insiden keracunan yang menimpa ratusan siswa di Kupang pada 22 Juli 2025. Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi PCO, Noudhy Valdryno, mengungkapkan bahwa hasil evaluasi Badan Gizi Nasional (BGN) menunjukkan adanya penurunan kualitas menu MBG di wilayah tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Menurut Ryno, penurunan kualitas ini dipengaruhi oleh kelelahan tim Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang mengelola dapur perintis MBG di NTT. Sejak mulai beroperasi pada Januari 2025, tim tersebut setiap hari menyiapkan hingga tiga ribu porsi makanan untuk siswa. Antusiasme awal siswa terhadap menu MBG perlahan berkurang seiring waktu, yang kemudian berujung pada terjadinya kasus keracunan massal.
Setelah insiden itu, Ryno melakukan inspeksi mendadak pada dini hari sebelum distribusi MBG dilakukan. Pemeriksaan tersebut bertujuan memastikan bahwa menu yang disiapkan telah kembali memenuhi standar gizi dan keamanan pangan. Ia memastikan bahwa sejak pengecekan itu, kualitas makanan di NTT sudah membaik dan kembali diminati oleh para siswa penerima.
Selain perbaikan menu, PCO juga menambahkan prosedur baru dalam pelaksanaan MBG, yaitu pemeriksaan kesehatan terhadap seluruh pihak yang terlibat langsung dalam pengolahan makanan. Langkah ini diambil untuk mencegah penularan penyakit dari petugas kepada siswa, mengingat anak-anak memiliki daya tahan tubuh yang lebih rentan. Bahkan penyakit ringan seperti flu pun dinilai berpotensi menular dengan cepat di lingkungan sekolah.
Ryno menegaskan bahwa koordinasi akan diperkuat bersama BGN dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di daerah mana pun. Pengetatan prosedur ini diharapkan mampu menjadi sistem pencegahan yang efektif di seluruh wilayah pelaksanaan MBG.
“Target kami adalah zero accident. Tidak boleh ada lagi kejadian keracunan seperti yang terjadi di NTT,” tegas Ryno. Dengan langkah-langkah korektif ini, pemerintah berupaya menjaga kepercayaan publik terhadap program yang dirancang untuk meningkatkan gizi anak sekolah di seluruh Indonesia.