Sumber foto: Google

Pro-Kontra Helen's Live Bar di Srengseng Sawah: Antara Kekhawatiran Warga dan Peluang Ekonomi

Tanggal: 30 Apr 2025 09:08 wib.
Tampang.com | Jakarta Selatan – Kehadiran Helen's Live Bar atau Helen’s Night Market di kawasan Hotel Kartika One, Srengseng Sawah, Lenteng Agung, memicu perdebatan di tengah masyarakat. Sebagian warga menyuarakan penolakan, sementara sebagian lainnya menilai kehadiran bar tersebut dapat membuka peluang ekonomi lokal.

Sejak awal April 2025, spanduk penolakan terlihat terpasang di area pintu masuk lingkungan yang berdekatan dengan lokasi bar. Warga yang menolak umumnya khawatir terhadap dampak sosial, terutama karena lokasi bar dianggap terlalu dekat dengan sekolah dan permukiman padat penduduk.


Warga yang Menolak: Resah dan Tidak Nyaman

Sejumlah warga mengaku resah atas kehadiran bar tersebut. Mereka menilai, tempat hiburan malam seperti bar seharusnya tidak berada di lingkungan yang dikelilingi sekolah dan rumah ibadah. "Kami khawatir anak-anak kami terpengaruh dan terganggu dengan aktivitas malam di bar itu," ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Kekhawatiran ini juga menyangkut potensi meningkatnya gangguan keamanan dan ketertiban lingkungan akibat aktivitas yang menyertai keberadaan bar.


Suara Lain: Ada Peluang Ekonomi Bagi Warga Sekitar

Namun, tidak semua warga sepakat dengan penolakan tersebut. Beberapa warga menilai bahwa kehadiran bar justru bisa membawa manfaat ekonomi jika dikelola dengan tertib. Seorang pria berusia 55 tahun mengatakan, potensi pemasukan tambahan bisa dirasakan warga, misalnya dengan membuka jasa ojek atau parkir bagi pengunjung bar.

“Saya sih fifty-fifty. Kalau bisa narik ojek atau dapat pemasukan dari parkir ya bagus juga. Tergantung apakah menguntungkan kita pribadi atau tidak,” ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (29/4/2025).

Hal senada disampaikan oleh dua warga lainnya, Rian (30) dan Adi (50). Mereka mengaku tidak mempermasalahkan pembukaan bar selama aktivitasnya tidak menimbulkan gangguan langsung kepada warga.

“Kalau tidak ribut dan tidak ganggu warga, ya enggak masalah. Lagipula bir itu kan umum di Jakarta,” kata Rian.


Penolakan Dinilai Tidak Mewakili Semua Warga

Adi menambahkan bahwa penolakan terhadap bar tidak mencerminkan suara seluruh warga RW 12 Srengseng Sawah. Menurutnya, jika benar mayoritas menolak, seharusnya sudah ada aksi demonstrasi sebagai bentuk keberatan resmi. “Tapi sampai sekarang enggak ada demo, berarti enggak semua orang menolak,” ujarnya.


Menanti Solusi yang Mengedepankan Kepentingan Bersama

Polemik ini menunjukkan perlunya dialog terbuka antara pengelola bar, pemerintah setempat, dan warga. Apakah Helen’s Live Bar akan tetap beroperasi atau harus melakukan penyesuaian, semua bergantung pada bagaimana kepentingan masyarakat dapat dijembatani tanpa mengorbankan nilai-nilai sosial maupun peluang ekonomi.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved