Sumber foto: google

Presiden Jokowi Tegaskan Pembunuhan Ismail Haniyeh Tidak Bisa Ditoleransi

Tanggal: 7 Agu 2024 10:11 wib.
Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa tewasnya Ismail Haniyeh, pemimpin biro politik organisasi perlawanan Palestina Hamas di Teheran, Iran, merupakan kekerasan dan pembunuhan yang tidak bisa ditoleransi."Penegakan hak asasi manusia dan penyelesaian konflik internasional harus dilakukan dengan cara-cara damai dan terhormat. Tindakan kekerasan dan pelanggaran HAM seperti pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh tidak bisa dibiarkan," ujar Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia mengecam keras kekerasan dan pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh."Kita harus menegakkan prinsip-prinsip perdamaian dunia dan menjunjung tinggi hukum internasional. Semua bentuk kekerasan dan pelanggaran HAM tidak dapat ditolerir oleh negara-negara di dunia," tambahnya.

Kematian pemimpin Hamas tersebut menimbulkan reaksi keras dari berbagai pihak, baik dalam negeri maupun internasional. Kelompok Hamas sebelumnya memastikan Ismail Haniyeh meninggal dunia pada Rabu awal pagi akibat serangan Israel di Teheran.

Menurut organisasi itu, Haniyeh sedang berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan Presiden Iran yang baru pada Selasa (30/7). Pernyataan Hamas melalui media sosial Telegramnya menyebutkan, "Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengucapkan belasungkawa atas wafatnya seorang anak dari Bangsa Palestina yang besar, Ismail Haniyeh."

Reaksi internasional tak kalah kuat, terutama dari Dewan Keamanan PBB yang mengutuk keras tindakan tersebut. Sesi darurat digelar atas permintaan Iran yang didukung oleh Rusia, Aljazair, dan China. Duta Besar China Fu Cong mengungkapkan kekhawatirannya terhadap insiden tersebut, menyatakan bahwa China mengutuk keras pembunuhan Haniyeh dan menyebut insiden itu sebagai upaya terang-terangan untuk menyabotase upaya perdamaian.

Sementara itu, Amar Bendjama, utusan Aljazair untuk PBB, menambahkan bahwa serangan Israel adalah tindakan teror yang melanggar hukum internasional dan kedaulatan Iran.

Bendjama juga menyampaikan keprihatinannya bahwa kekerasan tersebut dapat memicu krisis regional yang lebih luas, terutama di kawasan Timur Tengah."Kondisi saat ini berada di ambang bencana, ini bukan sekadar serangan terhadap satu orang. Ini adalah serangan kejam terhadap fondasi hubungan diplomatik dan kesucian kedaulatan negara," ungkapnya.

Dalam sesi tersebut, Dmitry Polyansky, Wakil Tetap Pertama Rusia untuk PBB, menekankan bahwa konsekuensi dari serangan itu berkorelasi dengan stabilitas kawasan dan perdamaian antara Hamas dan Israel.

Sementara itu, perwakilan tetap AS dan Inggris menyatakan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri terhadap serangan dari pihak Hizbullah yang didukung Iran. Meski demikian, mereka juga menekankan pentingnya menahan diri dalam menanggapi serangan tersebut.

Adanya respons internasional yang keras menandakan bahwa insiden kematian Ismail Haniyeh telah mencuatkan keprihatinan yang mendalam terkait stabilitas dan keamanan di kawasan Timur Tengah. Hal ini harus menjadi perhatian bagi negara-negara di seluruh dunia dalam menanggapi konflik internasional yang melibatkan pelanggaran HAM.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved