Presiden Baru Iran Dilantik, Masoud Pezeshkian Berjanji Upayakan Pencabutan Sanksi Barat dan Dukung Palestina.
Tanggal: 31 Jul 2024 19:57 wib.
Iran telah melantik presiden barunya, Masoud Pezeshkian, pada Selasa (30/7/2024). Pezeshkian, seorang politisi reformis sekaligus dokter bedah jantung, memberikan pidato perdananya setelah dilantik dalam upacara di gedung parlemen di Ibu Kota Iran, Teheran. Dalam pidatonya, ia berjanji untuk terus berupaya mencabut sanksi ekonomi yang diberlakukan Barat akibat program nuklir Teheran yang kontroversial.
Dalam pidato tersebut, Pezeshkian menegaskan bahwa pemerintahannya akan terus berusaha mencabut sanksi yang sangat merugikan Iran. Ia menyatakan bahwa normalisasi hubungan ekonomi Iran dengan dunia merupakan hak yang tidak bisa dihilangkan dari Iran. Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, secara resmi mendukung Pezeshkian dan mendorongnya untuk memprioritaskan negara-negara tetangga, Afrika, Asia, serta negara-negara yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada Iran dalam kebijakan luar negerinya.
Pezeshkian, yang sebelumnya telah lama menjadi anggota legislatif, memenangkan pilpres Iran setelah pendahulunya, Ebrahim Raisi, tewas dalam kecelakaan helikopter pada Mei, yang memicu digelarnya pemilu dini. Ia diberi waktu dua pekan untuk membentuk kabinetnya guna mendapatkan mosi kepercayaan di parlemen.
Sanksi ekonomi yang diberlakukan oleh pemerintah Barat telah memberikan dampak yang signifikan terhadap ekonomi Iran. Sanksi tersebut telah menghantam ekspor minyak Iran, menghambat transaksi di jaringan perbankan internasional, dan menyebabkan tingkat inflasi yang mencapai 40 persen. Nilai mata uang Iran juga mengalami penurunan drastis, dengan dolar dipertukarkan pada angka 584.000 rial Iran. Situasi ini menunjukkan beratnya tekanan ekonomi yang dihadapi oleh Iran akibat sanksi tersebut.
Permasalahan terkait program nuklir Iran memunculkan situasi yang semakin kompleks. Mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik AS dari perjanjian nuklir Iran pada tahun 2018. Meskipun Iran telah melakukan perundingan tidak langsung dengan pemerintahan Biden, namun tidak ada kemajuan yang jelas terkait pengekangan program nuklir Teheran maupun pencabutan sanksi ekonomi terhadap Iran. Iran tetap menegaskan bahwa program nuklirnya bertujuan damai dan ditujukan untuk memproduksi listrik serta radioisotop untuk pengobatan pasien kanker, bukan untuk kepentingan militer.
Pezeshkian juga memberikan dukungannya bagi rakyat Palestina dalam pidatonya. Pernyataannya menunjukkan komitmen Iran dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaan dari penindasan. Keikutsertaan sejumlah pemimpin negara dan perwakilan dari lebih dari 70 negara dalam upacara pelantikannya menunjukkan pentingnya kebijakan Iran secara global.
Situasi geopolitik di kawasan Timur Tengah, termasuk konflik antara Israel dan Palestina, serta keterlibatan Iran dalam konflik tersebut, menjadi perhatian utama dalam kebijakan luar negeri Iran. Iran telah terlibat dalam konflik di Jalur Gaza serta mendukung sejumlah kelompok militan di kawasan tersebut. Hal ini menunjukkan kompleksitas hubungan Iran dengan negara-negara di kawasan Timur Tengah.
Upacara pelantikan Pezeshkian dihadiri oleh sejumlah pemimpin negara dan perwakilan dari lebih dari 70 negara. Keikutsertaan Enrique Mora, koordinator perundingan nuklir Uni Eropa, serta perwakilan negara-negara lainnya menunjukkan dampak yang signifikan dari pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian.