Prabowo: Transformasi Bangsa Harus Berdiri di Atas Kaki Realita
Tanggal: 7 Agu 2025 10:04 wib.
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa arah transformasi nasional saat ini tidak dibangun atas dasar mimpi belaka, melainkan bertumpu pada realita. Pemerintah, menurutnya, mengambil pendekatan yang realistis, mempertimbangkan kondisi faktual baik di dalam negeri maupun di panggung regional dan global.“Strategi transformasi bangsa yang kita jalankan berangkat dari prinsip realisme—berdasarkan kondisi nyata bangsa, kawasan, dan dunia,” ujar Presiden Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna yang digelar di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (6/8).Ia menyampaikan bahwa pendekatan berbasis teori semata tidak cukup untuk menghadapi tantangan zaman. Meski idealisme tetap penting sebagai kompas nilai, namun langkah konkret dan sesuai dengan situasi lapanganlah yang akan membawa perubahan nyata.“Idealisme itu perlu, tapi yang bisa menyelamatkan kita adalah realisme. Kita harus melihat situasi dengan jernih dan bertindak sesuai dengan kenyataan,” tambahnya.Sidang Kabinet Paripurna yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo dan didampingi oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ini merupakan sidang kedelapan sejak keduanya resmi menjabat pada 20 Oktober 2024.Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga mengapresiasi kerja keras para anggota Kabinet Merah Putih. Ia menilai semangat kolaboratif dan kesungguhan dalam menghadapi tantangan, khususnya di tengah gejolak geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global, menjadi fondasi kuat dalam capaian-capaian pemerintah sejauh ini.“Saya bangga dengan cara kerja kita sebagai satu tim. Tanpa kekompakan dan kerja keras kalian, kita tak mungkin mencapai kemajuan sebesar ini dalam waktu yang singkat,” ucap Presiden.Sidang tersebut turut dihadiri oleh jajaran menteri dan wakil menteri lintas sektor, termasuk bidang pangan, ekonomi, pendidikan, pertahanan, hingga hukum. Beberapa tokoh penting yang hadir antara lain Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menkeu Sri Mulyani, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, serta tokoh-tokoh strategis seperti Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.