Prabowo Subianto Hadiri KTT BRICS di Museum Seni Modern Rio De Janeiro

Tanggal: 8 Jul 2025 09:34 wib.
Pada hari Minggu yang cerah, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, tiba di Museum Seni Modern Rio de Janeiro, Brasil, untuk berpartisipasi dalam rangkaian acara Rapat Pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025. KTT ini merupakan forum penting yang melibatkan negara-negara anggota BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, serta mitra-mitra strategis lainnya. 

Kedatangan Presiden Prabowo di lokasi berlangsung sekitar pukul 10:52 waktu setempat. Dalam perjalanan menuju museum yang memiliki koleksi seni yang kaya ini, beliau dikawal oleh Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, serta Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono. Mereka semua menggunakan sedan mewah Mercedes-Maybach berwarna hitam dengan bendera merah putih yang melambangkan Indonesia. 

Dalam sesi pleno, Presiden Prabowo dijadwalkan untuk menyampaikan pidato setelah Perdana Menteri China, Li Qiang, usai berbicara. Pertemuan ini menjadi platform bagi para pemimpin dunia untuk berdiskusi tentang berbagai isu kunci, termasuk perdamaian dan keamanan internasional, serta kebutuhan mendesak akan reformasi dalam tata kelola global. Isu-isu ini sangat relevan dalam konteks geopolitik saat ini yang dibentuk oleh berbagai tantangan, termasuk ketegangan antara kekuatan besar dan masalah perubahan iklim.

Di hadapan para pemimpin dunia lainnya, seperti Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, Perdana Menteri India, Narendra Modi, dan Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, Presiden Prabowo akan membagikan pandangannya mengenai langkah-langkah strategis yang perlu diambil oleh negara-negara BRICS dalam menghadapi tantangan global. Pertemuan ini juga menjadi penting karena menyangkut pembahasan tentang penguatan kerjasama antarnegara di sektor ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.

Sebelum acara pleno dimulai, ada ketidakpastian mengenai kehadiran Presiden Rusia, Vladimir Putin, di tengah situasi hukum yang kompleks yang dihadapinya. Pasca-surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC), kemunculan Putin, baik secara langsung maupun virtual, menjadi topik perbincangan yang menarik. Yuri Ushakov, penasihat kebijakan luar negeri Kremlin, menyampaikan kepada media bahwa hal ini masih dalam pembahasan. Perdebatan ini menjadi sorotan, mengingat posisi Rusia dalam BRICS serta dampak yang mungkin timbul dari ketidakhadiran atau kehadiran Putin.

Dalam konteks yang lebih luas, di KTT ini juga hadir sejumlah pemimpin negara lainnya, seperti Perdana Menteri Ethiopia, Abiy Ahmed, Perdana Menteri Mesir, Mostafa Madbouly, Presiden Persatuan Emirat Arab, Mohamed bin Zayed Al Nahyan, dan Menteri Luar Negeri Iran, Seyed Abbas Araghchi. Kehadiran beragam pemimpin tersebut menandakan tantangan dan peluang yang dihadapi oleh negara-negara berkembang untuk meningkatkan kerjasama internasional di berbagai bidang.

Setelah sesi pidato selesai, agenda KTT akan dilanjutkan dengan laporan dari penasihat keamanan nasional masing-masing negara. Selanjutnya, para pemimpin akan menikmati jamuan makan siang yang dirancang khusus untuk memperkuat diskusi seputar reformasi tata kelola global, sebuah tema yang semakin mendesak untuk dibahas di tengah dinamika dunia yang selalu berubah. Dialog antarnegara di forum ini diyakini akan membuka jalan bagi kesepakatan penting yang dapat menguntungkan semua pihak.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved