Prabowo Subianto Akan Merombak Skema Subsidi Energi Menjadi Uang Tunai
Tanggal: 27 Sep 2024 11:38 wib.
Pemerintahan di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto memiliki rencana untuk mengubah skema subsidi energi seperti Bahan Bakar Minyak (BBM), Liquefied Petroleum Gas (LPG), dan listrik. Rencana ini bertujuan untuk mengalihkan pendekatan subsidi energi yang sebelumnya berbasis komoditas menjadi berbasis individu atau langsung kepada orang yang berhak menerima subsidi. Alasan di balik perubahan ini adalah untuk memastikan penyaluran subsidi menjadi lebih tepat sasaran.
Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Burhanuddin Abdullah, menyatakan bahwa pemberian subsidi energi dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat yang membutuhkan, dianggap lebih tepat sasaran. Dia berpendapat bahwa dengan memperbaiki dan menyempurnakan data, pemberian bantuan langsung tunai akan lebih efektif daripada pemberian subsidi dalam bentuk komoditas.
"Kita ingin dengan data diperbaiki, disempurnakan supaya mereka (masyarakat miskin) diberi saja transfer tunai langsung, bukan pada komoditinya, tapi kepada keluarganya yang berhak terima," ungkap Burhanuddin dalam acara UOB Indonesia Economic Outlook 2025, dikutip Jumat (27/9/2024).
Pasalnya, subsidi energi sebesar Rp 540 triliun yang selama ini diberikan, masih belum sepenuhnya sesuai dengan kondisi riil yang terjadi di lapangan. Contohnya, terjadi di Kota Solo, Jawa Tengah.
Dalam kunjungannya ke Kota Solo, ia menemukan bahwa subsidi listrik yang seharusnya membantu masyarakat ekonomi bawah, hanya mampu menopang kebutuhan listrik yang sangat minim, seperti hanya menyalakan satu lampu per rumah, dengan biaya bulanan sekitar Rp 30 ribu.
"Nah minggu lalu saya pergi ke Solo, saya bertemu dengan pelanggan PLN yang paling bawah, mereka bayar bulanan Rp 30 ribu, lampunya hanya satu," ujarnya.
Selain itu, Burhanuddin juga menilai bahwa masyarakat miskin tidak mendapatkan manfaat signifikan dari subsidi BBM dan LPG. Pasalnya, mereka umumnya tidak memiliki kendaraan, sehingga subsidi BBM tidak relevan bagi mereka.
Orang-orang miskin tidak menerima, tidak mendapat keuntungan dari subsidi BBM. Mereka nggak dapat sepeda motor. Mereka beli gas tapi satu (LPG subsidi) melon ini untuk 2 minggu jadi kecil sekali. Jadi kalau begitu siapa yang sebetulnya menikmati subsidi itu?kata Burhanuddin.
Oleh karena itu, rencana perubahan skema subsidi ini bertujuan untuk memastikan bahwa bantuan benar-benar menyentuh masyarakat miskin, dengan memberikan subsidi dalam bentuk BLT yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka sehari-hari.
Kita kurangi subsidi tapi kita alihkan ke hal yang produktif. Itu artinya kita leverage pertumbuhan kita melalui pengurangan subsidi tersebut, katanya.
Dengan melihat kondisi tersebut, terdapat pertimbangan yang kuat untuk mengubah skema subsidi energi, sebagai tindakan nyata dalam memastikan bantuan pemerintah mencapai sasaran yang tepat. Ubahannya bertujuan untuk memastikan bahwa bantuan benar-benar menyentuh masyarakat miskin, dengan memberikan subsidi dalam bentuk BLT yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka sehari-hari. Dalam konteks ini, perubahan skema subsidi energi diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan kepada masyarakat khususnya yang berada dalam kondisi ekonomi yang kurang mampu.
Pengalaman di Kota Solo, Jawa Tengah, menjadi bukti yang nyata atas belum optimalnya penyaluran subsidi listrik kepada masyarakat ekonomi bawah. Dalam hal ini, terlihat bahwa bantuan subsidi dalam bentuk komoditas, belum sepenuhnya memberikan dampak yang nyata bagi mereka yang berhak menerimanya. Berdasarkan realitas tersebut, perubahan skema subsidi energi untuk dialihkan menjadi Bantuan Langsung Tunai (BLT) dirasa menjadi solusi yang lebih tepat dalam memastikan bantuan subsidi benar-benar mencapai sasaran yang diinginkan.
Kehadiran Bantuan Langsung Tunai (BLT) dinilai akan memberikan kemudahan dan fleksibilitas bagi penerima manfaat untuk menggunakan bantuan tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan demikian, BLT diharapkan dapat memberikan solusi yang lebih tepat dalam menjangkau dan melayani masyarakat miskin yang membutuhkan bantuan subsidi energi.
Dari sisi keefektifan, BLT juga menawarkan keunggulan dalam penyaluran bantuan langsung kepada penerima manfaat. Dengan pemberian BLT, penerima bantuan memiliki kebebasan untuk menggunakan uang tersebut sesuai dengan prioritas kebutuhan mereka. Hal ini dinilai mampu menjawab permasalahan di lapangan, di mana bantuan subsidi dalam bentuk komoditas belum memberikan solusi yang ideal bagi masyarakat miskin.
Selain itu, perubahan skema subsidi ini juga diharapkan mampu memastikan bantuan benar-benar menyentuh masyarakat miskin, dengan memberikan subsidi dalam bentuk BLT yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka sehari-hari. Meskipun akan ada pengurangan subsidi secara keseluruhan, namun perubahan ini dianggap menjadi langkah progresif yang dapat memastikan bantuan benar-benar dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat miskin.