Prabowo Sebut Angka Pengangguran Turun, Begini Faktanya

Tanggal: 23 Jul 2025 08:47 wib.
Presiden Prabowo Subianto mengklaim bahwa angka pengangguran di Indonesia mengalami penurunan. Ia mengungkapkan hal ini dalam pernyataannya yang mengacu pada laporan Badan Pusat Statistik (BPS). "Kepala BPS lapor ke saya angka pengangguran menurun, angka kemiskinan absolut menurun, ini BPS yang bicara," ucap Prabowo dalam pernyataannya yang dirilis pada hari Senin, 21 Juli 2025.

Namun, situasi pengangguran di tanah air tidak semenyenangkan yang diungkapkan. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam laporan terbarunya menegaskan bahwa jumlah pengangguran per Februari 2025 tercatat mencapai 7,28 juta orang, yang setara dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 4,76 persen dari total angkatan kerja sebanyak 153,05 juta orang. Angka ini mengalami peningkatan sebanyak 83.450 orang dibandingkan tahun sebelumnya, yakni Februari 2024.

“Jumlah orang menganggur mencapai 7,28 juta orang. Dibandingkan dengan Februari 2024, angka ini meningkat sebanyak 83.450 orang atau 1,11 persen,” jelas Amalia dalam konferensi pers di Kantor BPS di Jakarta pada tanggal 5 Mei 2025. Meskipun TPT mengalami penurunan dari 4,82 persen menjadi 4,76 persen, kabar ini harus ditempatkan dalam konteks pertumbuhan jumlah penduduk yang bekerja, yang tercatat tumbuh lebih signifikan, yakni 2,52 persen.

Penurunan TPT lebih jelas terlihat pada kelompok perempuan, di mana TPT mengalami penyesuaian dari 4,60 persen menjadi 4,41 persen. Di sisi lain, TPT untuk laki-laki justru mengalami sedikit kenaikan dari 4,96 persen menjadi 4,98 persen. Dalam analisis geografis, TPT di wilayah perkotaan tercatat menurun menjadi 5,73 persen sementara di pedesaan menurun menjadi 3,33 persen.

Selain itu, pemerintah juga berupaya mengatasi tantangan pengangguran dengan mempersiapkan sekitar 67.870 lapangan kerja baru. Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, mengakui adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang cukup besar, terutama dalam sektor tekstil. Namun, ia optimis bahwa pemerintah akan menciptakan lebih dari 67 ribu pekerjaan baru sebelum akhir tahun. 

“PHK memang terjadi besar-besaran, tapi kami perkirakan akan ada 67 ribu pekerjaan baru yang akan tersedia di akhir tahun,” ungkap Luhut dalam acara International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta Selatan pada tanggal 12 Juni 2025. 

Pemerintah mencatat bahwa lokasi-lokasi baru untuk membuka lapangan pekerjaan ini lebih memfokuskan pada sektor padat karya, khususnya industri tekstil, terutama menyusul relokasi dua perusahaan tekstil global ke Pulau Jawa. Meski identitas kedua perusahaan tersebut tidak diungkapkan, terdapat rencana pembangunan pabrik di beberapa daerah. Di Serang, Banten, dua pabrik diperkirakan akan menyerap 1.520 tenaga kerja, sementara di Jawa Tengah, sepuluh pabrik akan membuka lowongan untuk lebih dari 60 ribu orang.

Dari sudut pandang ekonomi yang lebih luas, ramalan dari Dana Moneter Internasional (IMF) menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di Indonesia diharapkan mencapai 5,0 persen pada tahun 2025, menjadikannya sebagai angka kedua tertinggi di Asia setelah China, yang diprediksi mengalami tingkat pengangguran sebesar 5,1 persen. Dalam laporan tersebut, juga terungkap bahwa pada tahun 2024, angka pengangguran Indonesia tercatat di tingkat 4,9 persen dan diperkirakan akan meningkat menjadi 5,1 persen pada tahun 2026.

Dengan jumlah pengangguran yang terus meningkat serta tantangan ketenagakerjaan yang ada, data dan upaya pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja baru menjadi sangat penting untuk dicermati. Masyarakat, terutama mereka yang memerlukan pekerjaan, akan sangat berharap agar langkah yang diambil oleh pemerintah dapat memberikan hasil yang signifikan dalam mengatasi isu pengangguran sekaligus memberikan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved