Prabowo dan Trump Bahas Kerja Sama Strategis serta Perdamaian Internasional
Tanggal: 14 Jun 2025 11:50 wib.
Pada malam hari Kamis, 12 Juni, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menerima telepon dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Pembicaraan ini berlangsung selama hampir 15 menit dan berfokus pada peningkatan kerja sama antara kedua negara serta upaya menjaga perdamaian global yang semakin penting di dunia saat ini.
Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya, dalam keterangannya menyebutkan bahwa dalam percakapan tersebut, kedua pemimpin saling menanyakan tentang kondisi masing-masing negara. Mereka membahas berbagai isu terkini yang mempengaruhi situasi di Indonesia dan Amerika Serikat. “Keduanya menunjukkan kepedulian akan perkembangan yang terjadi, baik di negeri mereka masing-masing,” ungkap Teddy.
Presiden Prabowo tidak lupa menyampaikan ucapan selamat kepada Presiden Trump atas keberhasilannya terpilih kembali sebagai Presiden AS. Sebaliknya, Trump juga mengucapkan selamat kepada Prabowo yang baru saja dilantik sebagai Presiden ke-8 Republik Indonesia. Kata-kata saling menghargai ini menggambarkan ikatan yang kuat antara kedua pemimpin.
Dalam pembicaraan yang hangat tersebut, mereka juga membahas langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kerja sama bilateral antara kedua negara. Baik Prabowo maupun Trump sepakat untuk terus memperkuat hubungan erat ini, dengan menegaskan komitmen masing-masing dalam menjaga stabilitas serta perdamaian di tingkat global. “Seperti yang diharapkan kedua pemimpin, hubungan antara Indonesia dan Amerika Serikat harus terus direkatkan,” kata Sekretaris Kabinet.
Terakhir kali kedua pemimpin berbincang adalah pada bulan November 2024, ketika Prabowo mengunjungi AS dan bertemu dengan Joe Biden, Presiden saat itu. Saat momen tersebut, Prabowo melakukan panggilan singkat kepada Trump untuk menyampaikan ucapan selamat atas kemenangannya dalam pemilu presiden AS.
Percakapan antara Prabowo dan Trump itu berlangsung selama hampir tiga menit, dalam waktu singkat itu, Prabowo juga menyampaikan keinginannya untuk menghadiri pertemuan langsung dengan Presiden Trump di lain waktu. Trump, dalam balasannya, memberikan pujian atas kepemimpinan Prabowo, dan menyatakan niatnya untuk berkunjung ke Indonesia.
Hubungan diplomatik antara Indonesia dan AS telah terjalin sejak tahun 1949, dan tahun ini menandai 76 tahun kerja sama di berbagai sektor. Kolaborasi antara dua negara ini mencakup bidang ekonomi, perdagangan, pendidikan, kebudayaan, dan pertahanan. Namun, di tengah hubungan tersebut, terdapat tantangan yang muncul. Kebijakan tarif impor terbaru yang diterapkan oleh Presiden Trump menyentuh beberapa negara, termasuk Indonesia, dengan mengharuskan tarif resiprokal sebesar 32 persen.
Menanggapi isu tersebut, Presiden Prabowo telah mengirim utusannya untuk bernegosiasi mengenai tarif tersebut. Tim yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, diharapkan mampu mencapai kesepakatan yang adil yang dapat mendukung kepentingan kedua negara.