Sumber foto: Google

PP Justice Collaborator Berlaku, Apa Efeknya?

Tanggal: 30 Jun 2025 10:27 wib.
Presiden Prabowo Subianto baru saja mengeluarkan aturan baru mengenai pemberian keistimewaan kepada Justice Collaborator (JC), yang semakin mempertegas peran pelaku kejahatan yang mau bekerja sama dengan pihak berwajib. Aturan ini menjadi salah satu langkah strategis pemerintahan dalam penanganan kasus-kasus kejahatan berat, terutama yang melibatkan organisasi kriminal, korupsi, dan terorisme. 

Justice Collaborator adalah pelaku kejahatan yang bersedia membongkar jaringan kejahatan guna membantu penyidikan. Dalam konteks ini, aturan yang baru dikeluarkan memberikan beberapa keringanan bagi pelaku yang mau berkolaborasi dengan penegak hukum. Salah satu contoh efek dari PP Justice Collaborator ini adalah keringanan hukuman. Dalam prakteknya, pelaku yang bersedia menjadi JC dapat menerima hukuman yang dipotong hingga separuh dari hukuman yang seharusnya diterima.

Namun, meski ada PP Justice Collaborator, penting untuk dicatat bahwa pemerintah tetap tidak bisa ikut campur dalam putusan hakim. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun aturan baru ini memberi peluang kepada pelaku yang berkolaborasi untuk mendapatkan keringanan hukuman, keputusan akhir tetap berada di tangan pengadilan. Dengan kata lain, peran JC sebagai saksi tidak otomatis menjamin pelaku akan mendapat hukuman yang lebih ringan, tetapi menawarkan kemungkinan yang lebih besar untuk mendapatkan remisi atau pengurangan hukuman, tergantung dari seberapa kooperatif dan informatif pelaku tersebut.

Melalui implementasi PP ini, diharapkan akan muncul efek jera bagi pelaku kejahatan lainnya. Mereka yang berpikir untuk terlibat dalam kejahatan mungkin akan mempertimbangkan prospek hukuman yang lebih ringan jika mereka memilih untuk bekerja sama dengan pihak berwenang. Hal ini bisa menciptakan semangat kolaborasi antara pelaku kejahatan dengan pemerintah dan aparat penegak hukum, yang pada gilirannya dapat mempercepat pengungkapan jaringan kejahatan yang lebih besar.

Contoh yang mungkin dapat dilihat adalah kasus-kasus penyuapan atau korupsi besar-besaran. Misalnya, jika seorang anggota jaringan koruptor bersedia memberikan informasi yang relevan mengenai praktik-praktik ilegal yang dilakukan atasan atau rekan-rekannya, mereka dapat menerima keringanan hukuman. Hal ini tidak hanya membantu penegakan hukum mempercepat penyidikan, tetapi juga dapat meruntuhkan struktur organisasi kriminal yang lebih besar dari dalam.

Keberadaan PP Justice Collaborator juga mengindikasikan keseriusan pemerintah dalam penanganan kasus-kasus kejahatan serius. Ini merupakan langkah penting untuk menegakkan keadilan dan memastikan bahwa setiap individu bertanggung jawab atas tindakan mereka. Namun, di sisi lain, penerapan aturan ini harus tetap diiringi dengan pengawasan yang ketat agar tidak disalahgunakan oleh pelaku kejahatan yang mungkin hanya ingin mendapatkan keringanan hukuman tanpa memberikan informasi yang substansial.

Dalam pelaksanaan PP Justice Collaborator, dibutuhkan sinergi antara berbagai pihak, termasuk penegak hukum, pemerintah, dan masyarakat sipil, untuk menciptakan lingkungan yang mendukung transparansi dan akuntabilitas dalam penanganan kasus-kasus kejahatan. Dengan demikian, harapan untuk menciptakan masyarakat yang lebih aman dan bebas dari kejahatan dapat terwujud.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved