Sumber foto: iStock

Potensi Teknis Energi Surya di Asia Tenggara

Tanggal: 7 Jun 2024 17:37 wib.
Di sektor energi Asia Tenggara, bahan bakar fosil terus mendominasi, dengan kontribusi sekitar 83% dari campuran energi di wilayah tersebut, yang jauh mengungguli 14.2% kontribusi energi terbarukan. Di antara energi terbarukan tersebut, energi surya terus minim pemanfaatannya. Meskipun Vietnam telah membuat kemajuan signifikan, berhasil mencapai 20.5% porsi listriknya dari surya, Indonesia masih jauh tertinggal, dengan kurang dari 1%.

Potensi Energi Surya di Asia Tenggara

Sekitar 40% wilayah terpencil di Indonesia tersebar di pulau-pulau di luar Jawa. Kemungkinan besar, jaringan listrik nasional tidak akan segera mencapai sebagian besar tempat ini. Hal ini mempersulit pengembangan infrastruktur, namun juga merangkum tantangan lebih luas yang dihadapi oleh wilayah ini: memanfaatkan sumber daya terbarukan yang melimpah dengan efektif. Untuk mereka yang kurang familiar dengan terminologi energi, pembangkit listrik satu gigawatt menghasilkan cukup energi untuk memasok sekitar 750.000 rumah. Terdapat 1.000 gigawatt dalam satu terawatt, dan peradaban global kita saat ini berjalan dengan sekitar 17,7 terawatt dari semua sumber energi - minyak, batu bara, gas alam, dan alternatif seperti surya, angin, hidro, dan lainnya.

Helen Wong, Mitra Pengelolaan di AC Ventures, seorang investor iklim berbasis Asia Tenggara, membahas prospek energi surya di Indonesia. Sebagai negara terpadat penduduk di Asia Tenggara, Indonesia menyumbang 40% dari konsumsi energi di wilayah ini.

Pensiun Dini Batu Bara

Prospek regional untuk energi surya sangat menarik. Asia Tenggara memiliki potensi teknis sebesar 17 terawatt - lebih dari 20 kali kapasitas yang diperlukan untuk mencapai target emisi net-zero pada tahun 2050 - namun kapasitas energi terbarukan saat ini hanya sebesar 99 gigawatt.

Dalam latar belakang ini, peluang-peluang mulai muncul dan investor sudah mulai mempertaruhkan investasi mereka pada sektor energi terbarukan di wilayah ini. Namun demikian, tantangan yang terkait dengan peningkatan pemanfaatan energi surya di Indonesia tidak dapat dianggap mudah. Diperlukan upaya yang lebih serius untuk mengatasi kurangnya infrastruktur, regulasi yang jelas, dan insentif yang menarik untuk mendukung pertumbuhan energi surya di Indonesia. Hal ini juga menunjukkan perlunya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat untuk mewujudkan perubahan menuju pemanfaatan energi surya yang lebih luas dan berkelanjutan di Indonesia.

Para pihak terkait harus bekerja sama untuk mengatasi tantangan teknis, keuangan, dan kebijakan dalam meningkatkan pemanfaatan energi surya di Indonesia. Hal ini mencakup pembaruan sistem jaringan listrik, penyederhanaan proses perizinan, dan pemberian insentif keuangan yang tepat untuk merangsang investasi di sektor energi terbarukan. Selain itu, kampanye edukasi publik juga diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai manfaat energi surya dalam jangka panjang, tidak hanya dari segi lingkungan tetapi juga secara ekonomi.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved